Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Lloyd Austin, mengaku telah mengerahkan mata-mata ke wilayah Donbas demi membantu pasukan Ukraina, Kamis (7/4).
“Kami memberikan mereka intelijen untuk melakukan operasi di Donbas, itu benar,” kata Austin saat ditanya soal pengiriman intelijen ke wilayah kekuasaan separatis pro-Rusia oleh Komite Angkatan Bersenjata Senat, Kamis (7/4), seperti dikutip dari CNN.
Namun, Austin tidak menerangkan apakah intelijen ini dikirimkan pula ke Crimea.
Seorang pejabat pertahanan AS juga mengatakan kepada CNN bahwa intelijen yang diberikan ke Ukraina “mendekati waktu nyata.”
“Kami terus memberikan informasi berguna dan intelijen kepada Angkatan Bersenjata Ukraina dalam pertarungan,” kata pejabat itu lagi.
Sementara itu, Kepala Staf Gabungan Pertahanan AS, Jenderal Mark Milley, menilai perang antara Rusia dan Ukraina bakal menjadi ‘kerja keras yang panjang.’
“Mereka berhasil mengalahkan serangan hebat Rusia di Kyiv, tetapi ada pertempuran signifikan yang terjadi di tenggara, di sekitar wilayah Donbas, Donetsk, di mana Rusia berupaya mendapatkan kekuatan massa dan melanjutkan serangan mereka,” tuturnya.
Austin dan Milley juga menegaskan, mereka melakukan segala cara untuk membantu Ukraina melawan Rusia.
“[Bantuan keamanan AS dikirim ke Ukraina] lebih cepat dari kebanyakan yang dipercaya orang,” kata Austin.
“Dari saat otorisasi didapatkan , empat atau lima hari nanti, kita akan melihat kemampuan [Ukraina] sebenarnya,” ujarnya lagi.
Donbas menaungi dua wilayah kekuasaan separatis pro-Rusia, Donetsk dan Luhansk. Sebelum menginvasi Ukraina, Presiden Vladimir Putin terlebih dulu mengakui kemerdekaan kedua wilayah itu.
Tak hanya itu, Rusia juga mengaku bakal memfokuskan serangan mereka di wilayah Donas, setelah memutuskan menarik diri dari Kyiv dan beberapa kota di dekatnya.
[Gambas:Video CNN]
(pwn/bac)
[Gambas:Video CNN]