NOA | Abdya – Hadir dalam kegiatan Forum Silaturahmi Kamtibmas tentang pentingnya peran tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda dalam pencegahan Covid-19 dan percepatan Vaksinasi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang diprakarsai Polres setempat, Bupati Akmal Ibrahim sebut vaksinasi merupakan bagian dari ikhtiar untuk menjaga diri.
“Vaksinasi merupakan bagian dari ikhtiar untuk menjaga diri menjaga kesehatan, menjaga lingkungan dan menjaga keluarga. Dalam Islam ini adalah sebuah keharusan,” kata Bupati Akmal Ibrahim dalam sambutannya pada kegiatan tersebut, Rabu (29/9/2021).
Lebih lanjut, Akmal juga menyebutkan, pertanyaan terkait kehalalam vaksin tersebut sudah dijawab oleh berbagai kalangan ulama, termasuk dari MPU Aceh yang mengatakan bahwa Vaksin Sinovac itu halal dan suci.
“Malah beberapa ulama kita termasuk dari Aceh itu sudah datang langsung ke pabrik tempat pembuatan vaksin,” sebut Bupati Akmal.
Diakui Akmal, selain para Dokter, para Nakes (tenaga kerja Kesehatan) dan pihak terkait lainnya tidak ada lagi yang paham terkait penyakit tersebut.
“Kalau kita sendiri tidak punya pengalaman tentang penyakit ini. Dalam kaitan itulah kami berharap agar menyampaikan seadaanya jangan menyampaikan berita hoaks, sehingga masyarakat menjadi resah dan gelisah terhadap kegiatan vaksinasi ini,” tegas Akmal.
Kemudian, sambungnya, penjelasan kepada masyarakat itu sangat penting supaya masyarakat tidak gamang, ada kepastian tentu dengan cara yang suka rela. “Terkait dengan sosialisasi ini yang mungkin belum sampe ke kalangan masyarakat ini lah yang sangat berperan para Abu-abu dan para ulama,” kata Akmal.
Terkait dengan informasi adanya kabar sakit atau lumpuh, Bupati Akmal menyarankan agar permasalahan itu perlu dibicarakan secara terbuka. “Jika memang tidak siap itu sebetulnya memang gak boleh di suntik, jika ada penyakit bawaan katakan kepada petugas dengan jujur supaya petugas vaksin bisa memutuskan apakah ini bisa di vaksin atau tidak,” tutur Akmal.
Lebih tegas, orang nomor satu di Abdya itu menegaskan, vaksinasi yang dilakukan nantinya harus benar-benar teliti.
“Dokter vaksinasi itu harus benar-benar teliti, orang-orang yang punya penyakit bawaan, atau darah tinggi, asam lambung, sesak nafas itukan nga bole di suntik, periksa dulu dengan benar apakah orang tersebut bisa divaksin atau tidak. Nanti di bantu oleh para ulama dan tokoh-tokoh masyarakat, untuk mensosialisasikan ke desa-desa yang akan di lakukan kegiatan vaksin,” imbuh Akmal.
Terakhir, Akmal berpesan kepada Nakes (petugas vaksinasi) agar lebih rinci dan teliti dalam memeriksa orang yang hendak di vaksin. “Gunakanlah bahasa yang mudah dimengerti oleh orang-orang di kalangan bawah, jadi dengan adanya seperti itu masyarakat tidak takut atau gelisah untuk divaksin, karena tidak semua orang itu boleh divaksin,” tuntasnya.(RED).