NOA l Abdya – Jelang peringatan Milad Gerakan Aceh Merdeka ke-45, pemuda Peusaboh Hate Kluet Raya menggelar diskusi bersama KPA/PA Aceh Selatan.
Kegiatan dengan tema menjelang Milad GAM ke-45 Tahun peran penting KPA dalam mengawal dan merealisasikan MoU Helsinki di Kota Fajar, Kamis (2/12/2021).
Ketua Panitia diskusi Muhammad Arhas mengatakan kegiatan tersebut diinisiasi oleh pemuda Kluet Raya yang peduli dengan perjuangan rakyat Aceh untuk mendapatkan kesejahteraan pasca konflik GAM dan Republik Indonesia.
“MoU Helsinki perlu dikawal sehingga butir-butir perjanjian tersebut dapat terealisasikan kepada rakyat Aceh. Diskusi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengawal realisasi butir-butir MoU Helsinki serta mendorong KPA/PA untuk bersama-sama mengawalnya,” sebut Arhas.
Sementara itu salah seorang pemuda yang juga pegiat LSM, Saidi Hasan mengatakan, pasca damai RI dan GAM banyak butir-butir perjanjian yang belum terealisasikan, diantaranya bagi hasil dari sumber daya alam Aceh 70/30 persen dengan pemerintah pusat dan persoalan bendera.
“Hal itu menjadi hal penting yang harus diperjuangkan oleh rakyat Aceh melalui KPA/PA dengan landasan hukum yang berlaku dan lebih elegan,” ucap Saidi Hasan.
Sementara itu, Petinggi KPA/PA Aceh Selatan Zulkifli mengungkapkan perjuangan rakyat Aceh melalui GAM untuk mencapai kemerdekaan dari Indonesia telah berakhir dengan perjanjian perdamaian di Helsinki dengan bermartabat.
Namun, tegasnya, perlu dikaji ulang sejauh mana realisasi perdamaian itu dicapai.
“Saat ini perjuangan bukan lagi dengan mengangkat senjata, akan tetapi berjuang dengan politik, sehingga di tangan pemuda Aceh inilah harapan rakyat Aceh di pertaruhkan,” kata Zulkifli.
Menurutnya, persoalan bendera dan hal lainya adalah gambaran bahwa pemerintah belum sepenuhnya merealisasikan perdamaian di Aceh.
“Generasi muda harus mengetahui sejarah GAM dan hasil perjuangannya, ini harus disosialisasikan oleh kaum muda di Aceh,” kata Zulkifli.
Menurutnya, perjuangan Hasan Tiro bukanlah perjuangan perebutan kekuasaan, akan tetapi perjuangan untuk keadilan dan kesejahteraan rakyat Aceh.
“Hasan Tiro adalah sosok negarawan yang ikut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, banyak hal-hal besar yang dilakukannya di awal-awal kemerdekaan Indonesia,” terang Zulkifli.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRK Aceh Selatan, Adi Samridha mengingatkan agar rakyat Aceh tidak boleh lagi termakan framing politik lawan sehingga memunculkan hasutan dan memecah belahkan antara rakyat dan tokoh GAM di Aceh.
“Jika kaum muda di Aceh sepakat dan kompak memperjuangkan butir-butir MoU Helsinki, maka semua akan terealisasi, ini butuh disuarakan bersama-sama,” singkat politikus partai PA (Partai Aceh).(RED).