Jakarta – Perbankan syariah Indonesia dipacu untuk menjaga ketahanan dan pertumbuhan positif guna terus memainkan peran strategisnya dalam pengembangan ekonomi syariah dan memberikan manfaat bagi umat. Tantangan ini terjadi di tengah kondisi ekonomi global dan domestik yang masih menghadapi berbagai ketidakpastian.
Dalam acara Halal Bi Halal Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) dengan tema “Konsolidasi Perbankan Syariah Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional yang Berkelanjutan” di Jakarta, Wakil Presiden RI, K.H. Ma’ruf Amin, menyoroti keberhasilan industri perbankan syariah dalam menghadapi tekanan global.
“Perjalanan industri perbankan syariah menunjukkan daya tahan dan pertumbuhan yang berkelanjutan, terutama melalui inisiatif seperti berdirinya PT Bank Syariah Indonesia Tbk, transformasi BPD Syariah, dan keberadaan BPR Syariah di berbagai daerah,” ujarnya, Senin 13 Mei 2024.
Wapres juga memberikan arahan untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing industri perbankan syariah, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, memperkuat kontribusi terhadap perekonomian nasional, serta memperkuat sinergi dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi menegaskan bahwa bank syariah memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan dengan bank umum konvensional, terutama setelah menghadapi ekonomi pasca-covid. Tahun 2023 mencatat tren kinerja positif bagi bank syariah.
Dukungan pemerintah melalui kebijakan ekonomi dan keuangan syariah juga diapresiasi, dengan Indonesia konsisten menjadikan sektor ini sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan.
Namun, Hery juga menyoroti tantangan literasi dan inklusi keuangan syariah yang masih rendah di Indonesia. Selain itu, perhatian terhadap keberlangsungan pertumbuhan ekonomi yang juga mengutamakan manfaat bagi masyarakat luas menjadi fokus utama.
Dalam upaya memenuhi tantangan ini, industri perbankan syariah perlu terus meningkatkan dukungan keuangan yang solid, sesuai dengan fokus produksi, distribusi, dan pemasaran produk dan layanan. Konsolidasi perbankan syariah juga menjadi langkah strategis dalam menghadapi regulasi baru, seperti kewajiban spin-off bagi Unit Usaha Syariah (UUS) milik bank umum konvensional.
Keberhasilan Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam menghadapi tantangan ini menjadi inspirasi bagi bank-bank syariah lainnya untuk melakukan sinergi dan konsolidasi, yang pada gilirannya akan memperkuat industri perbankan syariah secara keseluruhan.
Dengan demikian, perbankan syariah di Indonesia didorong untuk tetap beradaptasi dengan perubahan, menjaga ketahanan, dan memainkan perannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.
Penulis: Farid Ismullah
Editor : Amiruddin. MK