Kuala lumpur – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menekankan pentingnya upaya kolektif dan strategis dari ASEAN jika ASEAN ingin tetap relevan dalam menghadapi tekanan geo-politik dan geo-konomi global yang semakin kompleks.
Hal tersebut disampaikan Menlu dalam sesi pleno Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Foreign Ministers’ Meeting/AMM) di Kuala Lumpur.
“Saat ini, kita berada di titik yang sangat krusial. Rivalitas geo-politik dan tren proteksionisme global terus meningkat dan berisiko mengikis kesatuan dan relevansi kawasan. Urusan geo-politik dan geo-ekonomi tidak lagi bisa dipisahkan. Jika ingin tetap relevan, ASEAN harus mampu menghadapi ini semua,” Kata Menlu Sugiono, Rabu 9 Juli 2025.
Menlu Sugiono menyoroti laporan UNCTAD 2024 yang menunjukkan penurunan investasi global di berbagai sektor strategis. Namun demikian, ASEAN tetap menjadi bright spot dengan peningkatan arus investasi (FDI) sebesar 10%.
“Ini menunjukkan kepercayaan investor yang terus tumbuh. ASEAN harus tetap menjadi jangkar kestabilan dan magnet bagi investasi berkelanjutan,” tegas Menlu Sugiono.
Indonesia juga mendukung penuh kerja dari ASEAN Geoeconomics Task Force dalam merumuskan opsi kebijakan strategis untuk dibahas di tingkat pemimpin.
“Kita perlu mengubah visi menjadi aksi nyata yang memperkuat sentralitas ASEAN dan membentuk arsitektur kawasan yang stabil,” pungkas Menlu Sugiono. Dalam kaitan itu, Menlu Sugiono memandang implementasi Visi Komunitas ASEAN 2045 harus menjadi langkah prioritas.
Menlu Sugiono juga kembali menegaskan dukungan terhadap proses keanggotaan penuh Timor-Leste di ASEAN.
“Keputusan sudah diambil di tingkat pemimpin. Sekarang saatnya kita wujudkan,” ujar Menlu Sugiono.
Indonesia sendiri telah menjalankan berbagai program peningkatan kapasitas untuk mendukung kesiapan Timor-Leste menjadi anggota penuh ASEAN.
Di saat yang sama, Menlu Sugiono mengangkat kembali usulan Presiden Prabowo Subianto dalam KTT ASEAN ke-46 terkait peningkatan kemitraan dengan Papua Nugini (PNG).
“Sebagai observer ASEAN sejak 1976, PNG memiliki kedekatan strategis dan kultural yang erat dengan kawasan,” ungkap Menlu Sugiono.
Menlu Sugiono juga menyoroti pentingnya revitalisasi Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC).
“TAC harus tetap relevan dengan tantangan zaman, termasuk dengan memperkuat fungsi diplomasi preventif TAC,” tegasnya.
Menlu menegaskan bahwa kredibilitas ASEAN akan ditentukan oleh keselarasan nilai dan kesesuaian tindakannya.
“Mari kita bangun ASEAN yang tidak hanya tangguh dan kohesif, tapi juga visioner, inklusif, dan berpandangan ke depan,” pungkas Menlu Sugiono.
Pertemuan AMM dihadiri oleh para Menteri Luar Negeri ASEAN, Timor-Leste, dan Sekretaris Jenderal ASEAN. Delegasi Myanmar diwakili oleh perwakilan non-politik. Pertemuan ini telah menghasilkan beberapa dokumen kesepakatan, antara alain (1) Keputusan Menlu ASEAN untuk Peningkatan Hubungan ASEAN dengan Pihak Eksternal; (2) Joint Communique AMM ke-58; (3) AICHR Five Year Work Plan 2026-2030; (4) AICHR Priority Programs 2026; dan (5) AICHR Annual Report 2025.
Diketahui, Keputusan Menlu ASEAN untuk Peningkatan Hubungan ASEAN dengan Pihak Eksternal adalah inisiatif Indonesia.
Keputusan ini bertujuan untuk mendorong ASEAN agar menjadi lebih proaktif dalam melakukan engagement dengan mitranya, sejalan dengan kepentingan dan sentralitas ASEAN.
Editor: Amiruddin. MK