Home / Nasional / News

Minggu, 9 Maret 2025 - 11:42 WIB

Akhiri Monopoli BBM, SAPA Minta SPBU Asing Dihadirkan di Aceh

Redaksi

Fauzan Adami. Foto: Dok. Pribadi/NOA.co.id

Fauzan Adami. Foto: Dok. Pribadi/NOA.co.id

Banda Aceh – Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) mendesak Gubernur Aceh untuk menghadirkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dari perusahaan asing. Langkah ini dinilai sebagai solusi atas berbagai permasalahan distribusi BBM di Aceh.

Ketua SAPA, Fauzan Adami, menegaskan bahwa monopoli pasar BBM di Aceh harus diakhiri agar masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dan mendapatkan layanan yang lebih baik.

Menurutnya, kehadiran SPBU asing dapat menciptakan persaingan sehat yang pada akhirnya menguntungkan masyarakat.

Baca Juga :  "Kado" HPN 2024 dari Jokowi: Graha Pers Pancasila dan Publisher Right

“Kami mendesak Gubernur untuk mengundang SPBU asing agar dapat beroperasi di Aceh. Selama ini, masyarakat hanya memiliki satu pilihan, yaitu Pertamina, yang sering kali menimbulkan berbagai persoalan, seperti antrean panjang, kelangkaan, hingga kebijakan barcode yang menyulitkan warga. Dengan adanya kompetitor, diharapkan harga lebih kompetitif dan kualitas layanan meningkat,” ujar Fauzan, Minggu (9/3/2025).

Baca Juga :  Laporan Kinerja Terakhir Iswanto dan Standing Ovation Evaluator Itjen Kemendagri

Menurut Fauzan, di berbagai daerah lain di Indonesia, SPBU asing seperti Shell, BP, dan Vivo telah beroperasi dan memberikan pilihan bagi masyarakat. Aceh seharusnya tidak tertinggal dan juga berhak mendapatkan alternatif dalam penyediaan BBM.

“Ini bukan soal menyaingi Pertamina, tetapi lebih kepada kepentingan masyarakat. Dengan adanya alternatif SPBU, maka pelayanan akan lebih baik, distribusi BBM lebih merata, dan masyarakat bisa memilih sesuai kebutuhan mereka,” tambahnya.

Baca Juga :  Mendagri Tito Sambut Kedatangan Kepala Daerah Peserta Retreat Pembekalan di Akmil Magelang

SAPA berharap Pemerintah Aceh segera mengambil langkah konkret untuk mewujudkan hal ini. Fauzan menegaskan bahwa kebijakan energi yang lebih terbuka akan berdampak positif bagi perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakat.

“Kita tidak bisa terus membiarkan monopoli merugikan masyarakat. Jika Aceh ingin maju, maka sektor energi juga harus mengalami reformasi dengan menghadirkan lebih banyak pilihan dan kompetisi sehat dalam distribusi BBM,” pungkasnya.

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

Hukrim

Penegakan Hukum Tak Pandang Bulu, Sahroni Dukung Kejagung Geledah GoTo

Nasional

Jadwal Contraflow, One Way dan Ganjil Genap Arus Mudik 2025 

Daerah

Limbah Plastik di Aceh Selatan Disulap Jadi Produk Bernilai Jual Tinggi

Nasional

Sinergisitas Pengelolaan Dana Desa, Jaksa Agung Terima Kunjungan Menteri Desa

Hukrim

Kejagung kembali periksa Empat Orang Saksi Terkait Perkara PT Duta Palma Korporasi

Nasional

Mendagri dan Menteri Imipas Jajaki Sejumlah Kerja Sama Strategis

Daerah

Ombudsman RI Anugerahkan Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik 2024, Aceh Barat Raih Nilai Tertinggi

News

Polda Aceh Sukses Amankan Peringatan May Day