Sabang – Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Dr. Mego Pinandito, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Bidang Kearsipan dan Perpustakaan se-Aceh Tahun 2025 yang digelar di Hotel Mata Ie Resort, Kota Sabang.
Rakornis ini akan berlangsung hingga 20 Juni 2025 dengan melibatkan para kepala dinas dari 23 kabupaten/kota se-Aceh dengan tema “Sinergisitas Program Kegiatan dalam Peningkatan Digitalisasi Arsip, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM),”
Dr. Mego menekankan pentingnya perencanaan program kearsipan dan perpustakaan yang sinergis, komprehensif, dan berbasis data. Menurutnya, tata kelola arsip yang baik bukan hanya urusan dokumentasi administratif, tetapi menjadi fondasi pengambilan keputusan yang lebih tepat sasaran.
“Perencanaan yang baik akan membantu efisiensi pengelolaan sumber daya, meningkatkan pemahaman terhadap dinamika eksternal, serta memperkuat kualitas kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Ia juga mendorong Pemerintah Aceh untuk terus mempercepat transformasi digital di bidang kearsipan. Digitalisasi arsip, menurutnya, sangat penting untuk efisiensi kerja, keamanan data, serta memudahkan akses publik terhadap informasi yang berkualitas dan terpercaya.
Rakornis ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat penting seperti Walikota Sabang, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas RI Dr. Adin Bondar, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh Edi Yandra, Kepala Bappeda Aceh, serta para kepala Bappeda dan Dinas Arpus kabupaten/kota.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Edi Yandra menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan menyelaraskan program antara provinsi dan kabupaten/kota, sekaligus mengidentifikasi tantangan-tantangan strategis dalam pembangunan literasi dan pengelolaan arsip di daerah.
“Kita ingin menciptakan kesinambungan program yang tidak hanya berjalan seragam, tapi juga sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat di tiap wilayah,” ujar Edi.
Rakornis tahun ini diikuti oleh 46 peserta dari seluruh Aceh dan menghadirkan narasumber dari ANRI, Perpusnas RI, Bappeda Aceh, serta para pakar internal Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh. Sejumlah topik strategis dibahas, seperti percepatan pengembangan sistem arsip digital, penguatan indeks literasi masyarakat, hingga sinkronisasi perencanaan pembangunan bidang perpustakaan.
Salah satu isu krusial yang mengemuka adalah perlunya pemutakhiran data literasi masyarakat dan tingkat kegemaran membaca (TGM) yang akurat dan terukur. Ini menjadi dasar penting untuk menyusun kebijakan literasi yang berbasis bukti, sekaligus mendukung transformasi pendidikan masyarakat di era digital.
Rakornis ini juga menghasilkan sejumlah rumusan kebijakan yang akan dirumuskan menjadi program bersama antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Aceh. Program ini diharapkan menjadi landasan kuat dalam meningkatkan kualitas pengelolaan arsip dan perpustakaan sebagai bagian integral dari pembangunan manusia. (Adv)
Editor: Redaksi