NOA l Aceh Barat – Bupati Aceh Barat diwakili Asisten Administrasi Umum Setdakab Aceh Barat, Marwandi SE menghadiri kegiatan sosialisasi percepatan penurunan stunting yang di inisiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, Senin (08/11/2021).
Sosialisasi yang dilaksanakan di aula Dinas Kesehatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat, para camat, para keuchik, serta para kepala puskesmas dalam Kabupaten Aceh Barat.
Dalam sambutannya, Marwandi, menyambut baik atas terlaksananya sosialisasi stunting yang di selenggarakan oleh dinas kesehatan tersebut.
Menurutnya, dengan adanya sosialisasi yang baik, laju kasus stunting di Kabupaten Aceh Barat ini bisa ditekan secara optimal.
Ia menuturkan secara Nasional prevalensi stunting menurun dari 37,2 persen menjadi 30,8 persen, sementara dari prevalensi riset kesehatan (Riskesdas) tahun 2018 masih berkisar 31,2 persen.
Sedangkan di Kabupaten Aceh Barat berkisar 19 persen sampai dengan saat ini.
“Karena itu perlu adanya sinergitas yang baik antar semua stakeholder untuk mengatasi tingkat pravelensi yang masih cukup tinggi tersebut dengan berbagai intervensi terhadap pencegahan dan penanganan kasus stunting yang dilakukan oleh sektor kesehatan maupun non kesehatan,” tutur Marwandi.
Disamping itu, penanggulangan stunting di Aceh Barat, kata dia, bukan hanya menjadi tugas jajaran kesehatan semata, namun dibutuhkan komitmen dari semua pihak, mulai dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, keuchik, pelaku usaha, hingga seluruh elemen masyarakat.
“Kita semua memiliki tanggung jawab bersama dalam menurunkan kasus stunting di Kabupaten Aceh Barat ini secara masif dan terintegrasi,” tegas Marwandi.
Oleh sebab itu, ia meminta kepada seluruh perangkat kecamatan dan desa agar dapat menjalin kerja sama dengan bidan desa dan petugas gizi puskesmas di wilayahnya masing-masing untuk melakukan pemetaan terhadap bayi dan balita yang berpotensi terkena stunting agar segera mendapatkan penanganan terbaik.
Selain itu, Camat juga harus bisa menfasilitasi dan melakukan koordinasi dengan kepala desa guna memastikan pengalokasian dana desa juga diperuntukan untuk melakukan percepatan penanganan dan pencegahan stunting di tingkat desa maupun kelurahan.
Ia berharap kegiatan sosialisasi tersebut dapat memberikan edukasi dan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan aparatur perintahan daerah dalam mendorong peningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik balita, ibu hamil, lansia, serta masyarakat umum lainnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Syarifah Junaidah, SKM, M.Si, menjelaskan bahwa anak penderita stunting di Kabupaten Aceh Barat mencapai 1.876 orang yang tersebar di seluruh Kecamatan dan gampong.
Dari 12 kecamatan tersebut, kata dia, terdapat beberapa desa di 9 kecamatan yang menjadi lokasi fokus (lokus) prioritas penanganan stunting karena angka prevalensi yang cukup tinggi.
Adapun rincian 9 Kecamatan tersebut antara lain di Kecamatan Johan Pahlawan gampong Rundeng, Ujong Baroh, Lapang, Padang Seurahet, Kecamatan Samatiga gampong Cot Seumereung dan Deuah, Kecamatan Meureubo Gampong Langung.
Selanjutnya, Kecamatan Kaway XVI gampong Alue Tampak, Pasie Jambu, Padang Mancang, Beureugang, Tanjung Bungong, Alue On, Pungkie, dan Padang Sikabu, Kecamatan Bubon gampong Suak Pangkat, Kecamatan Pante Ceureumen Gampong Pulo Teungoh.
Seterusnya, Kecamatan Panton Reu gampong Meutulangm Mugo Rayeuk, Mugo Cut, Gunong Mata Ie, Kecamatan Woyla Barat Gampong Cot Lagan, Alue Perman, serta Kecamatan Arongan Lambalek gampong Cot Buloh.
“Program percepatan penurunan stunting ini merupakan program pemerintah pusat yang harus ditangani secara serius dan menyuluruh sampai ke tingkat gampong,” ujar Syarifah Junaidah.
Oleh karena itu, ia meminta kepada Camat dan Keuchik serta Kepala puskesmas untuk berperan aktif dalam menangani kasus stunting di wilayahnya masing-masing khususnya di desa yang masuk dalam kategori lokus stunting.(RED).