Home / Internasional / Pendidikan

Senin, 30 Juni 2025 - 20:29 WIB

Menlu Sugiono : Ada 1.508 Kasus TPPO, Paling Tinggi di Kamboja

Farid Ismullah

Menlu Sugiono Usai rapat dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2025). (Foto : Istimewa).

Menlu Sugiono Usai rapat dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (30/6/2025). (Foto : Istimewa).

Jakarta – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu) Sugiono buka-bukaan terkait data kasus online scam hingga berujung Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Senin

Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), tercatat ada 7.600 kasus online scam yang menimpa Warga Negara Indonesia (WNI) selama lima tahun, sebagian adalah kasus TPPO.

“Kalau berdasarkan data Kemenlu sepanjang 2021 sampai 2025 ada 7.600 kasus yang dalam kaitannya dengan online scam,” Kata Menlu Sugiono saat rapat dengan Komisi I DPR di Gedung DPR, 30 Juni 2025.

Baca Juga :  Pemerintah Pulangkan 554 WNI Korban Online Scam Dari Myanmar, Lima Diantaranya Warga Aceh

Dari jumlah tersebut, Sugiono menyebut kasus paling banyak berasal dari Kamboja yaitu sekitar 4.300 orang terkena online scam dari negara itu.

Kemudian, sekitar 1.100 orang terkena online scam dari Myanmar. Sementara, jumlah kasus yang mengarah ke TPPO sebanyak 1.508 dari 7.609 kasus.

“Bahwa ada beberapa modus yang terjadi, yang memang sebgaian besar semua berkaitan dengan online scam yang terjadi di Kamboja maupun Myanmar,” tuturnya.

Baca Juga :  Tingkatkan Literasi Siswa, Dispersip Aceh Besar Gelar Lomba Bertutur

Kata Menlu Sugiono, Kemenlu sudah berhasil memulangkan beberapa korban TPPO dari Kamboja dan Myanmar. Pihaknya juga telah mewawancarai korban untuk mendalami kasus.

Namun, sebagian korban yang sudah dipulangkan ada yang kembali terjerumus di kasus atau sindikat yang sama atau repeated offender.

Baca Juga :  Pasca bentrokan bersenjata di Tripoli, Kemlu RI dan KBRI Tripoli monitor dari dekat

“Upaya ini perlu dilakukan secara komprehensif dari hulu sampai mereka ataupun para calon pencari kerja ini tiba di tujuannya masing-masing,” tuturnya.

“Selain itu, banyak dari para pencari kerja ini yang tidak undocumented, tidak melaporkan diri, mungkin karena nature pekerjaannya juga ada di wilayah yang gray atau black atau dark area sekalipun, maka tidak melaporkan diri. Jadi ini juga yang menjadi permasalahan,” tandas Sugiono.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Internasional

Perkuat Data Hutan di Asia dan Pasifik, FAO luncurkan National Forest Inventory Learning Journey

Internasional

Menlu RI Bertemu Menlu Latvia di Jakarta Bahas Kerja Sama Bilateral

Banda Aceh

Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Aceh Gelar Gerakan Nasional Cerdas

Daerah

Program Jaksa Masuk Sekolah, Kejati Aceh Gelar Penyuluhan Hukum

Hukrim

KJRI Songkla Dampingi 18 Nelayan Aceh yang Ditangkap Otoritas Maritim Thailand

Daerah

Ombudsman Aceh Ingatkan Sekolah dan Komite Sekolah Tidak Mengutip Uang Perpisahan dan Wisuda Siswa

Daerah

STISIP Al Washliyah Menggelar Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) di Lampanah, Aceh Besar

Daerah

16 Sekolah di Aceh Singkil Terakreditasi C