Home / Politik

Rabu, 5 Maret 2025 - 05:02 WIB

Sulaiman Manaf Desak Mualem: Hentikan Monopoli Pertamina, Aceh Harus Kelola Migas Sendiri!

REDAKSI

Ketua Umum Laskar Panglima Nanggroe, Sulaiman Manaf. Foto: ist

Ketua Umum Laskar Panglima Nanggroe, Sulaiman Manaf. Foto: ist

Banda Aceh – Ketua Umum Laskar Panglima Nanggroe, Sulaiman Manaf, angkat bicara soal skandal dugaan korupsi tata kelola minyak mentah PT Pertamina Patra Niaga yang ditaksir merugikan negara hingga Rp1 kuadriliun atau setara 1.000 triliun.

Menurutnya, permainan monopoli dan praktik koruptif ini bukan hanya merugikan rakyat Indonesia, tetapi juga menjadi pukulan telak bagi Aceh, yang memiliki kekayaan migas melimpah namun masih bergantung pada mekanisme distribusi yang dikendalikan oleh Jakarta.

“Dalam konteks Aceh, ini bukan sekadar soal harga BBM yang mahal atau permainan harga impor. Ini adalah penjajahan ekonomi yang dilakukan secara sistematis oleh oligarki minyak. Kita punya gas, kita punya minyak, tapi kenapa rakyat Aceh masih harus membeli BBM dengan harga tinggi?” tegas Sulaiman Manaf, Rabu (05/03/2025).

Ia mendesak Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf alias Mualem untuk segera mengambil langkah strategis dalam menghadapi monopoli Pertamina.

Menurutnya, Aceh harus mengoptimalkan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA), yang memberi kewenangan khusus kepada Aceh dalam pengelolaan sumber daya alam.

Baca Juga :  Pasangan SABAR Prioritaskan Pembangunan Masjid Agung dan Jalan Dua Jalur 

Solusi Sulaiman Manaf: Aceh Kelola Migas Sendiri!

Sulaiman Manaf menegaskan bahwa solusi untuk menghindari dampak dari monopoli dan korupsi Pertamina adalah dengan mempercepat pembentukan Badan Usaha Milik Aceh (BUMA) di sektor migas yang berdiri secara mandiri tanpa dikendalikan oleh Pertamina.

“Kita tidak bisa terus menerus menjadi korban permainan mafia minyak. Aceh harus membangun infrastruktur distribusi BBM sendiri, menggandeng investor yang kredibel, dan mengoptimalkan bagi hasil migas sesuai UUPA,” ujarnya.

Langkah konkret yang diusulkan Sulaiman kepada Mualem:

1. Membangun Kilang Mini di Aceh

Aceh harus segera memiliki kilang sendiri agar tidak bergantung pada impor BBM yang rentan dimanipulasi oleh para broker minyak.

2. Menyusun Perda Pengelolaan Migas Aceh

Peraturan daerah ini harus menegaskan bahwa Aceh berhak mengelola dan mendistribusikan BBM sendiri, tanpa intervensi monopoli dari Pertamina.

3. Audit Independen terhadap Pendistribusian BBM di Aceh

Menggandeng Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk mengusut potensi pelanggaran hukum dalam distribusi BBM.

Baca Juga :  Calon Bupati Aceh Tengah Alhudri Silahturahmi dengan Ulama

4. Menuntut Hak Kuota BBM Aceh

Aceh harus mendapatkan jatah kuota BBM yang sesuai dengan produksi migasnya, bukan sekadar mengikuti mekanisme nasional yang kerap merugikan daerah.

5. Menggugat Monopoli Pertamina ke Mahkamah Konstitusi

Jika terbukti ada unsur price fixing dan monopoli yang merugikan rakyat Aceh, maka pemerintah Aceh harus menggugat kebijakan Pertamina yang bertentangan dengan Pasal 5 dan Pasal 8 UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Pertamina Harus Bertanggung Jawab, Monopoli BBM Itu Ilegal!

Sulaiman juga mengkritik keras dugaan persekongkolan Pertamina dalam mengontrol harga BBM di Indonesia.

Menurutnya, tindakan Pertamina yang menekan SPBU swasta seperti Vivo dan Shell untuk menyesuaikan harga dengan Pertalite adalah bentuk price fixing yang jelas melanggar hukum.

“Jika Pertamina terbukti memaksa perjanjian harga dengan Vivo dan Shell, ini adalah bentuk monopoli yang bisa dikenakan sanksi pidana. Kita tidak bisa membiarkan rakyat terus diperas hanya demi keuntungan segelintir elit di Pertamina,” tegasnya.

Baca Juga :  Partai PDA: Kemenangan Muzakir Manaf-Fadhlullah Bukti Kepercayaan Rakyat

Sulaiman mengingatkan bahwa dalam hukum internasional, praktik price fixing adalah kejahatan ekonomi.

Di banyak negara, perusahaan yang terbukti melakukan kolusi harga dapat dikenai denda miliaran dolar dan direstrukturisasi agar tidak lagi menjadi monopoli.

“Kalau negara ini benar-benar serius ingin membersihkan BUMN dari korupsi, maka seharusnya Pertamina direstrukturisasi, bukan sekadar menangkap beberapa pejabat sebagai kambing hitam. Uang rakyat yang hilang itu mencapai Rp1 kuadriliun, bukan angka kecil. Ini bukan sekadar markup biasa, ini adalah skandal ekonomi terbesar dalam sejarah!” ujar Sulaiman dengan nada geram.

Tantangan untuk Mualem: Saatnya Berani!

Di akhir pernyataannya, Sulaiman Manaf menantang Mualem untuk tidak tinggal diam terhadap situasi ini.

“Sebagai Gubernur Aceh, Mualem harus berdiri di garis depan melawan ketidakadilan ini. Jangan sampai Aceh terus menjadi sapi perah bagi oligarki minyak. Kita harus berani menuntut hak kita, atau selamanya akan menjadi budak ekonomi di negeri sendiri!” pungkasnya.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Politik

Sulaiman dan Pengikutnya Deklarasi AKAR: Adun Mukhlis Unggul dalam Survei dan Simulasi

Politik

Ayah Caleu: Doa Lon Rayeuk Keu Gata Bustami Teupileh Keu Gubernur

Politik

Fraksi Restorika Kebangkitan Sejahtera Terbentuk

Pemerintah Aceh

Mualem-Dek Fadh Dilantik Jadi Gubernur & Wagub, Tito: Prabowo Sangat Ingin Hadir

Politik

Personil Polisi Lhokseumawe Diingatkan Netral dalam Pilkada

Aceh Barat Daya

Tuha Peut PA/KPA Abdya Meluruskan Berita Simpang Siur di Partai Aceh

Daerah

Bakal Calon Bupati Aceh Singkil 2024-2029, Dulmusrid Masih Menunggu Rekomendasi Partai

Politik

DPD PNBN Aceh Ucapkan Selamat HUT TNI Ke-79: Semakin Dewasa dan Selalu di Hati Rakyat