Banda Aceh – Kota Banda Aceh segera memiliki sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) berbasis digital untuk menghadapi potensi bencana banjir. Sistem ini diharapkan memperkuat upaya mitigasi bencana di ibu kota.
Perangkat yang akan dipasang terdiri dari alat pemantau tinggi muka air otomatis (automatic water level recorder)beserta lima sensor yang terletak di sepanjang bantaran Krueng Aceh dan Krueng Daroy. Sistem ini nantinya terhubung dengan dua unit sirene di pusat kota, yakni di Kantor Kecamatan Kuta Alam dan Masjid Baiturrahman.
Hal ini terungkap dalam pertemuan Tim Pusdatin BNPB dengan Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal di Pendopo Wali Kota Banda Aceh, Rabu (26/11/2025). Sebelumnya, Wali Kota Illiza telah menyurat dan mengunjungi langsung kantor BNPB untuk mengusulkan bantuan sistem tersebut.
Ketua Tim Survei Pusdatin BNPB, Leonard, menjelaskan bahwa data dari sensor akan dikirim ke geodashboard yang dikelola oleh BPBD. “Jika titik pemasangan sensor dan sirene sudah disetujui pimpinan, kami bisa langsung memasang peralatan. Target penyelesaian EWS banjir Banda Aceh adalah minggu kedua Desember 2025, lengkap dengan garansi satu tahun dari vendor,” ujarnya, mencontohkan sistem serupa yang telah dipasang di Gunung Ibu, Maluku Utara.
Wali Kota Illiza menyampaikan apresiasi atas dukungan BNPB. “Terima kasih kepada tim survei BNPB yang telah membantu menghadapi tantangan besar berupa ancaman banjir yang sewaktu-waktu dapat melanda Banda Aceh,” katanya.
Menurut Illiza, EWS ini akan sangat bermanfaat untuk melindungi masyarakat. “Dengan sistem peringatan dini modern, kita bisa meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir di masa mendatang. Kita sedia payung sebelum hujan, berkolaborasi dengan semua pihak, agar mitigasi bencana berdampak maksimal.”
Ia menambahkan, sistem ini akan memperkuat upaya yang sudah berjalan, mulai dari rumah pompa, tim quick response, hingga gerakan gotong-royong masyarakat. “Ini langkah penting membangun kota tangguh dan aman bagi warga dan siapa pun yang ada di dalamnya,” tegas Illiza.
Editor: Amiruddin. MK










