Calang — Puluhan warga dan mahasiswa asal Kabupaten Simeulue sempat tertahan hampir dua jam di Pelabuhan Calang, Kabupaten Aceh Jaya, Jumat (19/12/2025) sore, setelah tidak diizinkan naik KMP Aceh Hebat 1. Mereka akhirnya diperbolehkan masuk ke kapal setelah adanya intervensi Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Ir. Iskandar, yang berkoordinasi langsung dengan pihak Syahbandar, Azwana Amru Harahap.
Sebelumnya, pihak Syahbandar Pelabuhan Calang membatasi jumlah penumpang KMP Aceh Hebat 1 maksimal 250 orang. Kebijakan tersebut membuat puluhan calon penumpang, yang mayoritas mahasiswa Simeulue, tertahan meskipun kondisi kapal masih terpantau lapang dan hanya beberapa unit kendaraan roda empat yang masuk.
Pada tahun-tahun sebelumnya, KMP Aceh Hebat 1 yang melayari Calang-Sinabang dan sebaliknya tetap mengakomodasi penumpang tambahan, terutama saat musim libur mahasiswa. Bahkan, penumpang kerap diperbolehkan duduk di lantai kapal yang biasanya digunakan sebagai area parkir kendaraan roda empat.
Dalam enam bulan terakhir ini, pihak petugas Syahbandar di pelabuhan Calang mengaku kebijakan ini sudah berlaku sejak enam bulan lalu. Namun, masyarakat masih mengetahui kebijakan ini, karena minimnya sosialisasi kepada masyarakat Simeulue.
Anggota Komisi I DPRA dari Fraksi Golkar, Ir. Iskandar, menegaskan bahwa kebijakan pelayanan publik harus mempermudah masyarakat, bukan sebaliknya. Ia meminta pihak terkait mempertimbangkan kondisi penumpang yang sebagian besar adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Banda Aceh, Meulaboh, dan daerah sekitarnya.
“Kalau bisa dipermudah, jangan dipersulit. Selama ini bisa mengakomodasi penumpang, apalagi ini mayoritas mahasiswa yang sedang libur dan ingin kembali ke kampung halaman,” ujar Iskandar yang juga Ketua Umum Himpunan Masyarakat Simeulue (HIMAS) Banda Aceh.
Setelah berkoordinasi dengan Kepala Syahbandar Pelabuhan Calang, Ir. Iskandar terus berupaya agar masyarakat Simeulue yang tertahan dapat diakomodasi. Upaya tersebut membuahkan hasil, hingga akhirnya pihak ASDP kembali membuka loket penjualan tiket di depan gerbang kapal.
Sekjen HIMAS Banda Aceh, Barlian Erliadi, SH., M.AP, yang turut berada di lokasi, menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, jika para mahasiswa harus kembali ke Banda Aceh atau Meulaboh, kondisi itu akan sangat memberatkan, terutama dari sisi ekonomi.
“Alhamdulillah akhirnya semua bisa ditampung. Terima kasih kepada Pak Iskandar yang selalu hadir saat masyarakat Simeulue mengalami kesulitan,” ujarnya.
Sebelumnya, loket penjualan tiket ditutup oleh pihak ASDP karena mengikuti ketentuan Syahbandar yang membatasi jumlah penumpang. Akibatnya, puluhan calon penumpang sempat hanya bisa duduk di depan gerbang kapal, menatap pintu masuk yang telah tertutup.
Kapal Aceh Hebat 1 yang melayani rute Calang, Aceh Jaya–Sinabang, Kabupaten Simeulue, dijadwalkan berangkat pukul 17.00 WIB sore itu. Hingga pukul 17.35 WIB, kapal masih sandar dengan pintu masuk tertutup.
Pantauan di lapangan, sebagian mahasiswi tampak tak kuasa menahan tangis karena khawatir harus kembali ke Banda Aceh, sementara persediaan keuangan mereka sudah menipis.
Setelah berkoordinasi dengan pihak Syahbandar, akhirnya pada pukul 18.39 WIB pintu kapal dibuka kembali dan warga maupun mahasiswa langsung naik ke kapal. Sebagian besar mahasiswa tersebut pulang ke Simeulue untuk menghabiskan masa libur perkuliahan.
“Terimakasih pak Iskandar yang sudah mengupayakan ini. Hanya Allah yang bisa membalas kebaikannya,” ujar seorang Mahasiswa asal Simeulue, Amin.
Editor: Amiruddin. MK










