“Rusia bergantung pada Australia untuk hampir 20 persen dari kebutuhan aluminanya,” kata pemerintah Australia dalam sebuah pernyataan bersama dari beberapa kementerian.
Baca Juga: Seberapa Ampuh Sanksi-sanksi Ekonomi Buat Rusia? Ini Pendapat Ekonom
Ia menambahkan, bahwa langkah itu akan membatasi kapasitas Rusia dalam memproduksi aluminium, yang merupakan ekspor penting bagi Rusia.
“Pemerintah akan bekerja sama dengan eksportir dan asosiasi yang akan terpengaruh oleh larangan ekspor untuk menemukan pasar baru dan memperluas pasar yang ada,” kata pernyataan itu.
Raksasa pertambangan Anglo-Australia, Rio Tinto memiliki 80% saham di Queensland Alumina Ltd (QAL) yang merupakan usaha patungan dengan Rusal International PJSC Rusia, produsen aluminium terbesar kedua di dunia.
Pekan lalu, Australia menjatuhkan, sanksi pada dua pengusaha Rusia yang memiliki hubungan dengan industri pertambangannya, salah satunya adalah miliarder Oleg Deripaska yang memegang saham di QAL.
Australia sejauh ini telah memberlakukan total 476 sanksi terhadap 443 individu, termasuk pengusaha yang dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan 33 entitas. Termasuk sebagian besar sektor perbankan Rusia dan semua perusahaan yang bertanggung jawab atas utang negara, ucap pernyataan itu.
Baca Juga: Menkeu Rusia: Moskow Kehilangan Akses ke Setengah Dana Cadangan Rp4.286 Triliun
Lihat Juga: Rusia Bakal Kehilangan Pelanggan, Lithuania Ancam Stop Impor Minyak dan Gas