Jawa Barat — Dalam kolaborasi bersejarah, Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Tentara Nasional Indonesia (PMPP TNI) dan United Nations Information Centre (UNIC) Jakarta telah menyelenggarakan *Journalist Boot Camp: Experiencing Indonesia’s Peacekeeping Mission* pertama, yang berlangsung pada 14–15 Mei 2025 di Sentul, Bogor.
Sepuluh jurnalis terpilih dari berbagai media terkemuka di Indonesia mengikuti program dua hari ini yang dirancang untuk memperdalam pemahaman publik terhadap kontribusi Indonesia dalam operasi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya di misi-misi kompleks seperti di Republik Demokratik Kongo. Indonesia merupakan salah satu kontributor terbesar dalam misi penjaga perdamaian PBB; saat ini menempati peringkat kelima dunia dengan 2559 personel militer ditempatkan dalam 8 misi PBB.
Berlokasi di Pusat Pelatihan Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia, boot camp ini memadukan pengarahan tingkat tinggi dengan latihan simulasi sepanjang hari. Para peserta terlibat langsung dalam skenario penjaga perdamaian yang realistis, mencakup mediasi konflik, negosiasi sandera, dan bantuan kemanusiaan—mencerminkan kompleksitas situasi yang dihadapi pasukan penjaga perdamaian di lapangan.
Para jurnalis yang berpartisipasi berasal dari media terkemuka Indonesia: Antara, CNN Indonesia, Kompas TV, Kompas.com, Radar Sukabumi (Jawa Pos), Suara.com, Tribun News, dan TVRI. Wartawan dari Al Jazeera dan Kyodo News juga turut ambil bagian.
“Inisiatif ini menjembatani pemahaman antara publik dan pasukan penjaga perdamaian dengan cara memberikan pengalaman langsung kepada jurnalis,” ujar Miklos Gaspar, Direktur UNIC Jakarta. “Ini mendorong peliputan yang akurat, etis, dan berdasarkan pemahaman mendalam atas kontribusi penting Indonesia terhadap perdamaian dan keamanan global.”
Komandan PMPP TNI, Mayor Jenderal Taufik Budi Santoso, S.Hub., M.H.I., menambahkan, “Melalui boot camp ini, kami tidak hanya menunjukkan kesiapan dan komitmen Indonesia dalam misi perdamaian, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dengan media—mitra penting kami dalam menyampaikan kisah perdamaian dan pre deployments training kali ini,kami mencoba untuk mengembangkan scenario based training utk memberikan gambaran yg lebih jelas kpd para prajurit ttg tugas-tugas di daerah misi nantinya.”*
**Suara dari Lapangan**
“Ini pengalaman yang seru dan tidak saya dapatkan di tempat lain. Sebagai wartawan yang banyak melakukan peliputan di pertahanan, amat menarik bagi saya untuk melihat persiapan Pasukan Garuda dari dekat. Semoga pasukan Garuda dapat melaksanakan tugasnya dengan baik di Congo nanti, “ Gita Irawan dari Tribunnews Network membagikan pengalamannya.
“Setelah melihat langsung proses persiapan pasukan penjaga perdamaian, saya semakin memahami pentingnya misi ini bagi perdamaian dunia. Meski begitu, saya cukup khawatir dengan keberlanjutan misi perdamaian ini mengingat adanya wacana dari negara tertentu yang ingin mengurangi kontribusi pendanaan secara signifikan. Mudah-mudahan segera ada solusi untuk itu.” Ikhsan Raharjo dsti Al Jazeera mengatakan.
“Ini pengalaman luar biasa karena belum pernah ada pelatihan sedekat ini dengan tim Garuda. Dalam sebuah simulai saat kami di serang milisia, tim Garuda mempunyai prioritas untuk melindungi kami sebagai sebagai wartawan, sehingga kami tetap bisa melakukan tugas kami di saat krisis, “ ungkap Irene dari CNN Indonesia.
Wartawan mengikuti simulasi yang dilakukan oleh PMPP TNI untuk mempersiapkan lebih dari 1000 prajurit ke misi perdamaian di Congo. Simulasi ini merupakan persiapan tingkat akhir sebelum pasukan Garuda diberangkatkan ke misi perdamaian. Dalam simulasi, kompleksitas masalah dalam sebuah misi dihadirkan termasuk konflik bersenjata, penculikan, negosiasi, penyandraan dan banyak hal lainnya. Para wartawan, yang mengikuti bootcamp menjadi bagian dari simulasi tadi dan mengalami hal hal tersebut.
Sebagai hasil dari boot camp ini, para peserta diharapkan dapat menghasilkan liputan yang memberi visibilitas lebih besar terhadap kontribusi Indonesia dalam perdamaian dunia, sekaligus menerapkan prinsip jurnalisme yang peka terhadap konflik dan menjunjung tinggi etika.
Editor: Amiruddin. MK