Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A mengingatkan pentingnya literasi dan numerasi sebagai tolok ukur kemajuan pendidikan Aceh.
Literasi dan numerasi adalah fondasi utama dalam pendidikan. Tanpa kedua hal ini, sulit bagi kita untuk menciptakan generasi yang cerdas dan kompetitif di kancah global,” kata Marthunis pada Senin, 22 Juli 2024.
Marthunis menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam diskusi “Rekonstruksi Pendidikan dan Kebudayaan di Aceh” yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Aceh di aula Kampus Serambi Mekkah Aceh. Acara ini diikuti oleh pelajar SMA dan mahasiswa.
Marthunis dalam paparannya menuturkan, siswa SMA adalah generasi Aceh yang akan memimpin di masa depan, mereka akan memegang tongkat estafet kepemimpinan dan membawa Aceh menuju kemajuan.
Karena itu Marthunis menekankan pentingnya literasi dan numerasi sebagai tolok ukur kemajuan pendidikan di Aceh.
Marthunis mengingatkan akan pentingnya membaca. Merujuk pada ayat pertama yang diturunkan dalam Al-Quran, yaitu Iqra’ yang berarti bacalah. “Allah pertama kali menurunkan ayat Al-Quran dengan kata Iqra’, yang menunjukkan betapa pentingnya membaca sebagai dasar dari segala ilmu pengetahuan,” tambahnya.
Dalam menafsirkan surat Al-Alaq ini, Dinas Pendidikan Aceh bersama Kemenag Aceh telah mewajibkan siswa SMA dan SMK agar mampu membaca Al-Quran. Program ini segera akan diluncurkan oleh Pj. Gubernur Aceh, Bustami Hamzah, S.E., M.Si di SMA 11 Banda Aceh.
Diskusi ini diharapkan menjadi wadah untuk bertukar pikiran dan menemukan solusi terbaik dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kebudayaan di Aceh.
“Kita harus terus berupaya dan bekerja sama untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik, agar Aceh dapat bersaing dengan daerah lain dan bahkan di tingkat internasional,” jelas Marthunis.
Selain Marthunis, diskusi ini juga menghadirkan pemateri seperti Prof Dr. M. Hasbi Amiruddin, MA, Guru Besar UIN Ar Raniry, Prof Hasanuddin Yusuf Adam, M.C.L. MA, Guru Besar UIN Ar Raniry, Dr. Yusran Asnawi, M.Pd, pengurus PGRI Aceh, Dr. Muslem Yacob, S.Ag., M.Pd Kepala Dinas Sosial Aceh, dan Amsal Alfian, SE., M.E. ketua PW PII Aceh.
Para pemateri berbagi pandangan dan gagasan mengenai rekonstruksi pendidikan dan kebudayaan di Aceh, dengan harapan dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan di Aceh. []
Editor: Amiruddin. MK