Home / Daerah / News / Pemerintah / Simeulue

Sabtu, 28 Juni 2025 - 23:38 WIB

Kebakaran di Simeulue, Warga Pertanyakan Ground Tank yang Tak Berfungsi

Argamsyah

Kebakaran yang terjadi pada Jumat malam di kawasan Pajak Impres, Kabupaten Simeulue, menghanguskan enam rumah. Foto.Dok. Argam/Noa.co.id.

Kebakaran yang terjadi pada Jumat malam di kawasan Pajak Impres, Kabupaten Simeulue, menghanguskan enam rumah. Foto.Dok. Argam/Noa.co.id.

Simeulue – Rentetan kebakaran dalam beberapa bulan terakhir kembali melanda Kabupaten Simeulue. Dalam waktu kurang dari setahun, tercatat sudah enam kali si jago merah melahap permukiman warga. Meski belum ada korban jiwa, kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah, Sabtu (28/6/2025).

Di balik deretan insiden itu, kekecewaan warga mengarah pada satu titik. Ground Tank yang dibangun untuk kebutuhan pemadaman justru tak bisa difungsikan sama sekali. Setiap terjadi kebakaran, petugas dari BPBD Simeulue harus berjibaku menyedot air dari sungai yang letaknya cukup jauh dari titik api.

Baca Juga :  Pemkab Aceh Besar dan BKKBN Berkomitmen Perangi Stunting

“Sangat disayangkan. Ketika Ground Tank dibutuhkan, ternyata tidak bisa digunakan,” ujar seorang warga di lokasi kebakaran, yang meminta namanya tak ditulis.

Ground tank yang dimaksud merupakan bak penampungan air yang dibangun menggunakan Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA). Nilai kontraknya tak main-main Rp919.000.000 juta. Namun hingga kini, fasilitas itu mangkrak tanpa kejelasan fungsi.

“Kalau anggaran sebesar itu hasilnya tidak bisa dimanfaatkan, ke mana pengawasan dari DPRK Simeulue? Mereka seharusnya bertanggung jawab,” kata salah satu korban kebakaran dengan nada geram.

Baca Juga :  Satu Rumah di Pidie Jaya Terbakar akibat Korsleting Listrik

Warga menyebut ground tank seharusnya menjadi solusi utama dalam mempercepat suplai air ke lokasi kebakaran, apalagi mengingat akses ke sungai tidak selalu mudah dan cepat. Mereka menuntut pemerintah daerah dan DPRK Simeulue turun tangan menyelidiki proyek mangkrak tersebut dan mencari solusi konkret atas lemahnya sistem penanggulangan kebakaran.

Tak hanya soal infrastruktur, warga juga menyoroti kurangnya pengawasan saat insiden berlangsung. Menurut mereka, kehadiran Satpol PP dan aparat keamanan tak maksimal. Banyak warga justru berkerumun dan sibuk merekam kejadian untuk konten media sosial, sehingga menghambat mobilitas petugas pemadam.

Baca Juga :  Hasil SPI KPK, Aceh Barat Tunjukkan Peningkatan Upaya Perangi Korupsi

“Kondisi makin parah karena warga menonton dan membuat kerumunan. Petugas jadi sulit menjangkau titik api,” ujar seorang korban terdampak.

Melihat frekuensi kebakaran yang cukup tinggi enam kali dalam satu tahun terakhir warga berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata. Evaluasi menyeluruh terhadap sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran, termasuk fungsi fasilitas pendukung seperti ground tank.

“Musibah ini seharusnya jadi pelajaran penting. Jangan sampai nanti ada korban, baru semua bergerak,” pungkas warga lainnya.

Editor:

Share :

Baca Juga

Daerah

Ketua DPC Organda Simeulue Serahkan SK Pengurus Periode 2024-2029

Aceh Besar

Wakili Pj Bupati, Asisten I Sekdakab Aceh Besar Buka Pembinaan dan Pengembangan Adat

Nasional

Pangdam Iskandar Muda: “Sinergi TNI, Polri dan Pemda adalah Pilar Hadapi Tantangan Geopolitik”

Aceh Barat

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Serahkan Buku Rancangan Qanun Terkait Laporan LPJ APBK Tahun 2021

Daerah

Kemudahan Akses BBM dengan Kehadiran SPBU di Kecamatan Teupah Tengah

Daerah

Putra Pidie Jaya Jabat Direktur Utama Bank Aceh

Daerah

Persiraja dan BSI Gelar MoU, Sepak Bola Aceh Lantak Laju

Nasional

Tinjau Sejumlah Pos Mudik, Deputi Bidkoor Poldagri: Secara Umum Berjalan Aman dan Lancar