Jakarta – Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengungkapkan KBRI New Delhi dan KBRI Islamabad telah berkomunikasi dengan komunitas Indonesia di wilayah terdampak. Ia mengatakan, hingga saat ini tidak ada laporan WNI yang jadi korban.
“KBRI Islamabad mencatat terdapat 74 WNI di wilayah yang diserang (Kashmir). Sedangkan KBRI New Delhi mencatat sebanyak 11 WNI tinggal di Kashmir, 2 di antaranya merupakan anak-anak. Mayoritas WNI di kedua wilayah tersebut adalah WNI yang menikah dengan warga setempat. Sejauh ini, seluruh WNI masih merasa aman tinggal bersama keluarga masing-masing,” kata Judha dalam keterangannya, Rabu (7/5).
Judha mengimbau agar WNI yang tinggal di daerah perbatasan untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu mengikuti perkembangan informasi.
“Menjauhi tempat-tempat yang menjadi sasaran konflik dan menghindari berpergian ke luar rumah apabila tidak mendesak,” ungkapnya.
Ia juga meminta WNI yang berencana pergi ke Kashmir perbatasan India dan Pakistan untuk menunda perjalanannya.
“Sementara untuk WNI yang berencana melakukan perjalanan ke wilayah perbatasan kedua negara diminta untuk sementara dapat menunda perjalanan,” ujarnya.
Bagi WNI yang membutuhkan bantuan dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi:
KBRI Islamabad: +92 345 8571989
KBRI New Delhi: +91 76696 00082
Sebelumnya, India pada hari ini meluncurkan serangan ke Pakistan dalam operasi yang dinamakan Operasi Sindoor. Serangan itu menewaskan sedikitnya delapan orang, termasuk anak-anak, dan melukai lebih dari 35 orang.
Pakistan pun menanggapi dengan menembak jatuh lima jet tempur India, salah satunya jet Rafale dan Su-30. Belum ada tanggapan dari India mengenai klaim Pakistan ini.
Kedua negara tegang pasca serangan di Kashmir April lalu menewaskan 26 turis mayoritas dari India. India menuding Pakistan terlibat di balik serangan oleh militan itu.
Pakistan telah membantah dan mendorong penyelidikan terbuka.
Menanggapi situasi tegang Pakistan-India, Kemlu RI menyatakan masih terus mengamati perkembangan situasi kedua negara.
“Indonesia mendorong kedua pihak dapat menahan diri dan mengedepankan dialog dalam menyelesaikan krisis,” demikian pernyataan Kemlu RI di X.
Editor: Amiruddin. MK