Home / Daerah / Peristiwa

Sabtu, 17 Mei 2025 - 13:15 WIB

Masyarakat Kecewa, Pemerintah Tidak Mampu selesaikan Konflik Buaya di Aceh Singkil

Farid Ismullah

Masyarakat  desa Rantau Gedang, teluk Rumbia dan Takal Pasir saat pencarian korban Sawiah yang berada di mulut buaya, Aceh Singkil, Sabtu (8/2/2025). (Foto : Farid Ismullah/NOA.co.id).

Masyarakat desa Rantau Gedang, teluk Rumbia dan Takal Pasir saat pencarian korban Sawiah yang berada di mulut buaya, Aceh Singkil, Sabtu (8/2/2025). (Foto : Farid Ismullah/NOA.co.id).

Aceh Singkil – Peristiwa hilangnya nyawa ibu rumah tangga Sawiah warga desa rantau gedang kecamatan Singkil kabupaten Aceh singkil Pada 8 Februari 2025 masih membekas bagi warga setempat, Sabtu.

“konflik buaya dengan manusia di Aceh Singkil sangat meresahkan masyarakat pinggiran sungai, sehingga aktifitas masyarakat di sungai Singkil terhenti,” Kata Warga Setempat, Muriadi alias Dragon, 17 Mei 2025.

Diketahui, Sebelum memasuki Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriah Buaya tersebut kembali kepermukaan dan meresahkan warga Desa Rantau Gedang, Teluk Rumbia dan Desa Takal Pasir sampai saat ini.

Baca Juga :  Camat Muara Tiga Tutup Sejumlah Perlombaan HUT Kemerdekaan RI

Salah satu warga desa rantau gedang telah menyurati Kepala Balai BKSDA Aceh Mengajak untuk mendiskusikan atau silaturahmi dengan kepala desa dan tokoh masyarakat desa yang terdampak konflik buaya. Surat tersebut dikirim tanggal 12 mei 2025.

“Kamis tanggal 15 mei 2025 Kabalai BKSDA Aceh sampai di Aceh Singkil dan Kamis malam dengan tanggal yang sama Kabalai BKSDA Aceh diskusi dengan Wakil Bupati Aceh Singkil tanpa melibatkan tokoh masyarakat atau pun kepala desa yang terdampak konflik buaya,” Katanya.

Baca Juga :  Dandim 0115/Simeulue Beri Motivasi kepada Casis Bintara dan Tamtama TNI AD

Muriadi menjelaskan, Namun sampai hari ini hasil diskusi kepala balai BKSDA Aceh dengan Wakil Bupati tersebut tidak diketahui.

“Apa hasil dari diskusi tersebut, dikarenakan diskusi Kabalai dengan wakil Bupati Aceh Singkil sepertinya tertutup ke publik dan warga yang terdampak konflik buaya tidak diberitahu,” Terangnya.

Baca Juga :  Aceh Singkil Berduka Menjelang HUT Kemerdekaan RI ke-79

Semakin mengganasnya buaya di aceh singkil, tentu masyarakat menjadi ketakutan ketika mencari nafkah di sungai maupun di laut, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari.

“Kini buaya yang menjadi penghuni perairan tersebut sewaktu-waktu siap menerkam dan merenggut nyawa kami,” Tutup Muriadi.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Aceh Timur

Tim Double Event Putri Sulsel Cabor Sepak Takraw Berhasil Raih Emas

Daerah

Darwati A Gani dan Irwandi Yusuf Resmi Bercerai

Daerah

Aceh Rampungkan 6.500 Koperasi Desa Merah Putih

Daerah

UTU Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru Jalur Seleksi Mandiri Program Magister 2025

Daerah

Aceh Barat Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI

Daerah

Misteri Dana BLUD RSUD Simeulue, Tenggelam di Tengah Sorotan Publik

Daerah

Kejati Aceh Gelar Program Jaksa Masuk Sekolah

Aceh Timur

23 Kabupaten/Kota di Aceh Bertarung di Popda XVII, Ini Kata Kadis Pora Aceh dan Aceh Timur