Level harga minyak tersebut belum pernah terlihat sejak tahun 2008. Setelahnya pemerintahan Biden secara resmi melarang impor minyak, gas alam dan batu bara dari Rusia sebagai pembalasan atas invasi Moskow ke Ukraina .
Baca Juga: Perang Ukraina: Pembalasan Rusia Bakal Hadirkan Bencana Global Jika Embargo Minyak Berlaku
Perintah eksekutif juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampak perang di Eropa Timur itu terhadap ekonomi Amerika, karena harga komoditas melonjak dan konsumen merasakan harga bensin mencapai di atas USD4 per galon.
“Dari sudut pandang saya, takeaway terbesar adalah tidak panik,” kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global Invesco, dilansir Marketwatch.
“Kami telah melalui krisis sebelumnya dan guncangan harga yang sangat signifikan dan itu tidak mengakhiri potensi pertumbuhan saham,” paparnya.
Kenaikan harga minyak CL00, -1,15% meningkatkan risiko stagflasi, atau pertumbuhan ekonomi yang stagnan dengan tingkat inflasi yang tinggi.
Tetapi Hooper mengatakan, ketika biaya energi yang tinggi telah mendorong inflasi ke level tertinggi dalam 40 tahun, ada tanda-tanda potensi pelonggaran tekanan dalam bentuk memoderasi upah dan pengurangan belanja konsumen.
“Stagflasi, saya akan menetapkan probabilitas 25% hingga 30%,” kata Hooper.
Lihat Juga: Rusia Peringatkan Barat: Sanksi Kami Akan Lebih Menyakitkan