Rusia mengklaim telah menembakkan lagi rudal hipersonik, Kinzhal, ke Ukraina, Minggu (20/3). Roket terbaru yang dilontarkan itu telah menghancurkan sebuah situs penyimpanan bahan bakar di wilayah selatan negara tersebut.
Dalam pernyataan terbarunya, Kemenhan Rusia seperti dikutip dari AFP, menyatakan roket yang ditembakkan itu menewaskan lebih dari 100 prajurit pasukan khusus dan ‘pedagang senjata asing’ di sebuah pusat latihan di kota Ovruch yang berada di wilayah Ukraina utara.
“Sistem rudal Kinzhal dengan rudal balistik hipersonik menghancurkan tempat penyimpanan bahan bakar dan pelumas angkatan bersenjata Ukraina di dekat pemukiman Kostyantynivka di wilayah Mykolaiv,” demikian pernyataan Kemenhan Rusia.
Kemenhan Rusia itu mengatakan gudang bahan bakar itu digunakan untuk menyuplai kendaraan militer Ukraina di bagian selatan negara mereka.
Rudal hipersonik itu diluncurkan dari ruang udara di wilayah yang kini dikontrol Rusia, Krimea. Selain itu rudal Kalibr yang diluncurkan dari Laut Kaspia juga menargetkan depot tersebut.
Sementara itu di Ukraina, otoritas setempat menyatakan pasukan Rusia telah melakukan pengeboman ke sebuah kota yang diduduki, Mariupol. Di sana dilaporkan setidaknya ada 400 pengungsi yang umumnya anak-anak dan perempuan.
Sebagai informasi, Mariupol telah menjadi salah satu target utama serangan Rusia ke Ukraina. Kota pelabuhan yang berada di bagian timur Ukraina itu telah dibombardir roket Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, jaringan komunikasi di kota itu pun hampir terputus seluruhnya.
“Kemarin, pasukan Rusia menjatuhkan bom ke sebuah sekolah seni nomor 12,” demikian pesan dewan kota Mariupol via aplikasi Telegram, Minggu.
Gedung sekolah tersebut telah hancur, dan warga-warga sipil yang berlindung di dalamnya pun kini berada di bawah reruntuhan.
Pemimpin administrasi wilayah Donetsk, Ukraina, Pavlo Kyrylenko mengatakan pasukan Rusia telah memindahkan lebih dari seribu warga Mariupol. Mereka, katanya, dikirim ke kamp filtrasi untuk diperiksa dokumen hingga ponsel.
“Saya memohon kepada komunitas international: beri tekanan kepada rusia dan pemimpinnya yang jahat itu,” kata Kyrylenko dalam unggahan di Facebook.
(AFP/kid)
[Gambas:Video CNN]