Home / News

Jumat, 20 Mei 2022 - 14:35 WIB

Sri Mulyani Ungkap Penyebab Inflasi RI Tak Setinggi Negara-negara G20

REDAKSI

JAKARTA Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan harga komoditas global telah berdampak pada naiknya harga-harga di dalam negeri terutama energi dan pangan.

Hal ini terlihat dari tekanan inflasi yang mulai meningkat akhir-akhir ini, meskipun faktor musiman yaitu bulan Ramadhan dan perayaan Lebaran juga ikut andil terhadap kenaikan harga.

Untuk diketahui, pada April 2022 tingkat inflasi secara tahunan (April 2022 terhadap April 2021) tercatat sebesar 3,5%, lebih tinggi dibandingkan kondisi Maret 2022.

“Bila dibandingkan negara-negara G20 seperti Amerika Serikat (AS) 8,3%, Inggris 9,0%, Turki 70,0%, Argentina 58,0%, Brazil 12,1%, dan India 7,8%, tekanan inflasi di Indonesia masih jauh lebih rendah,” papar Menkeu dalam rapat paripurna DPR RI di Jakarta, Jumat (20/5/2022).

Baca Juga :  Menparekraf Sandiaga Uno Jadikan Keris Asal Desa Aeng Tong-tong Jatim Suvenir Side Event G20

Baca juga: Inflasi Tinggi Akibat Situasi Global Harus Diantisipasi, Ini Saran Ekonom

Menurut Sri, tekanan inflasi di Indonesia tidak setinggi di negara-negara tersebut karena kenaikan harga energi global diredam oleh APBN (shock absorber) yang konsekuensinya menyebabkan kebutuhan belanja subsidi energi dan kompensasi meningkat tajam.

Dalam kondisi pemulihan ekonomi dan kesejahteraan yang masih awal dan rapuh, ketersediaan dan keterjangkauan harga energi dan pangan menjadi sangat krusial untuk menjamin daya beli masyarakat dan menjaga keberlanjutan proses pemulihan ekonomi nasional.

Baca Juga :  Kuliah Lagi di Usia 75, Mantan Dirjen Pajak Hadi Poernomo Dapat 2 Rekor MURI

“Terkait potensi transmisinya ke sektor keuangan, pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Keuangan bersama dengan anggota KSSK lainnya yakni Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), berkomitmen untuk memperkuat koordinasi dan sinergi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan,” tandasnya.

Baca juga:Subsidi Energi Bengkak, Pemerintah Usul Revisi APBN 2022 Jadi Rp3.106 Triliun

Baca Juga :  Masuk Daftar Orang Terkaya di Indonesia, Arifin Panigoro Tinggalkan Kekayaan Rp7,8 Triliun

Sampai dengan saat ini, kondisi sektor keuangan nasional masih relatif stabil. Fungsi intermediasi perbankan mulai meningkat, tercermin pada peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit. Sementara itu, tingkat kecukupan modal (CAR) juga tinggi dengan likuiditas yang masih memadai.

“Cadangan devisa nasional juga masih memadai dan diharapkan dapat memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas harga dan nilai tukar serta momentum pemulihan ekonomi nasional,” tutup Menkeu.

(ind)

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

Rudal Rusia Terjang Klinik Ibu dan Anak Dekat Kiev Ukraina

News

Wartawan Minta Data Banjir, Oknum Kabid BPBK Abdya Malah Sebut Wartawan Tidak Ada Otak

News

MNC Sekuritas Ajak Nasabah Ikut Top Referral Challenge dan Raih Kesempatan Memenangkan Motor!

News

Mikel Arteta Sebut Wajar Fans Timnas Inggris Cemooh Harry Maguire

Nasional

Perkara Impor Garam Naik Ke Tahap Penyidikan

News

Dihari Ulang Tahun TNI, Dandim Mendapat Kejutan Dari Polres Aceh Selatan

News

Lebih Besar, Action Mobile Banking Bank Aceh Hadirkan Tiga Layanan Transfer

News

Demi Datang ke MotoGP Indonesia, Pengunjung Rela Antri Tukar Tiket Sampai Malam