Sigli – Puluhan ribu nelayan di Kabupaten Pidie, butuh pembangunan Station Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), agar mudah mendapatkan solar bagi mereka. Sehingga para nelayan tidak kesulitan saat melaut dan mendapatkan jatah solar sesuai regulasi.
Demikian dikatakan Panglima Laot Kabupaten Pidie, Marfian AS, kepada NOA.co.id, Rabu (3/9/2025). Lanjut dia, kebutuhan solar untuk nelayan di Pidie mencapai 5 sampai 10 ton perharinya. Jika banyak nelayan melaut kebutuhan 8 hingga 10 ton. “Kebutuhan solar sesuai dengan banyaknya nelayan yang melaut”,jelasnya.
Lanjut Marfian, jika nelayan tidak banyak yang melaut kebutuhan mencapai 5 ton perharinya. Terkadang ada juga nelayan yang sulit memperoleh solar bersubsidi, namun pihaknya tetap berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan terhadap kebutuhan solar bagi nelayan. “Jadi kalau diaktifkan SPBN yang ada di Kuala Pasi Peukan Baro nelayan semakin mudah mendapatkan solar”,pungkasnya.
Sedangkan kata Panglima Laot Kabupaten Pidie, pengelolaan SPBN dibawah wadah Koperasi lembaga panglima laot. Artinya dengan diaktifkan SPBN yang ada maka nelayan tidak sulit lagi mendapatkan solar bersubsidi. “Selama ini nelayan hanya menunggu solar dari agen yang sudah ditentukan”,ungkapnya.
Menurut Marfian, mahalnya harga solar juga berpengaruh pada harga ikan, apa lagi tahun 2025 nelayan sulit mendapat tangkapan sehingga harga ikan mahal. Cuaca yang tidak menentu juga besar pengaruhnya pada tangkapan ikan di laut. “Kita tetap berusaha untuk mengaktifkan kembali SPBN Kuala Pasi Peukan Baro”,paparnya.
Editor: Amiruddin. MKReporter: Amir Sagita