Home / Pendidikan

Senin, 15 Juli 2024 - 21:49 WIB

Kadisdik Aceh: Jangan Ada Bullying di Hari Pertama Sekolah

Redaksi

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A, mengimbau seluruh satuan pendidikan di Aceh, baik SMA maupun SMK, untuk memastikan tidak terjadi bullying selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa-siswi baru, Banda Aceh, Senin (15/7/2024). Foto: NOA.co.id

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A, mengimbau seluruh satuan pendidikan di Aceh, baik SMA maupun SMK, untuk memastikan tidak terjadi bullying selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa-siswi baru, Banda Aceh, Senin (15/7/2024). Foto: NOA.co.id

Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A, mengimbau seluruh satuan pendidikan di Aceh, baik SMA maupun SMK, untuk memastikan tidak terjadi bullying selama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa-siswi baru.

Imbauan ini disampaikan Marthunis saat menjadi pembina upacara di SMA Negeri Modal Bangsa (Mosa) Aceh pada Senin (15/7/2024)

“Bullying adalah budaya yang tidak baik untuk diterapkan di sekolah yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh. Senior harus bisa menjadikan junior lebih baik,” ujar Marthunis.

Dalam sambutannya, Marthunis menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara senior dan junior.

Baca Juga :  Kadisdik Ingin Siswa SMK Penerbangan Jadi Role Model

“Hari ini merupakan hari pertama bagi anak-anak yang baru masuk sekolah, yang akan dibimbing oleh senior. Jadi, komunikasi harus terbangun dengan baik antara senior dan junior,” katanya.

Mengutip firman Allah, “Wata’awanu ‘ala al-birri wa al-taqwa,” yang berarti “dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,”

Marthunis menjelaskan bahwa semangat kebersamaan dan tolong-menolong harus dipegang teguh oleh seluruh siswa.

Ia juga memotivasi siswa-siswi SMA Mosa untuk menunjukkan sikap terbaik mereka. Menurutnya, semua siswa-siswi Mosa adalah pelajar terbaik, yang terpilih di antara yang baik.

“Tunjukkan sikap terbaik yang ada pada adik-adik sekalian semua, dan jadikan kebanggaan bagi sekolah dan keluarga,” katanya.

Baca Juga :  Sebanyak 1.864 mahasiswa USK mengabdi di Aceh Besar

Marthunis mengungkapkan kebanggaannya terhadap prestasi SMA Mosa yang merupakan salah satu sekolah terbaik di Aceh.

Oleh karena itu, Mosa boleh berbangga dengan prestasi terbaik di Aceh saat ini. Namun, jangan berpuas diri. Terus lakukan yang terbaik untuk menuju sekolah Mosa terbaik di Indonesia, minimal masuk top ten (10 besar) nasional.

Untuk mencapai mimpi besar tersebut, Marthunis menyebutkan perlunya perencanaan dan komitmen yang kuat.

“Kita harus berani bermimpi, namun mimpi harus terencana dan dibicarakan. Munculkan komitmen, dan komitmen harus direncanakan secara konsisten. Maka akan mencapai 10 besar nasional melalui nilai UTBK,” jelasnya.

Baca Juga :  Pegawai Disdik Aceh Deklarasi Komitmen Penerapan Zona Integritas

Ia juga mengajak seluruh siswa dan guru untuk membangun kolaborasi dan melakukan segala hal dengan konsisten dengan cara bangun kolaborasi dan lakukan secara konsisten.

“Insya Allah, jika ini dilakukan maka Mosa bisa mempertahankan sekolah terbaik di Aceh bahkan bisa masuk 10 besar di nasional,” katanya.

Setelah upacara, Kadisdik Aceh beserta rombongan melakukan pengecekan asrama dan lingkungan sekolah untuk memastikan bahwa fasilitas dan lingkungan sekolah mendukung proses belajar-mengajar yang optimal bagi para siswa.

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

Pendidikan

KNPI Dukung Pemkab Bener Meriah Lanjutkan Pembangunan SDN Sepeden di Lahan Baru

Parlementaria

DPR Aceh Apresiasi Pj. Gubernur Aceh dan KONI Atas Suksesnya PON XXI Aceh-Sumut

Pemerintah Aceh

1003 P3K Disdik Aceh Terima SK: Harapan Baru untuk Pendidikan Aceh

Daerah

Ketua DPD CIC Aceh Singkil : Ada apa dengan Dewan Guru SDN No 1 Biskang?

Pendidikan

Disdik Aceh Gelar Reuni Mantan Kadisdik dan Peluncuran Buku Holistika Pendidikan Aceh

Nasional

Penghargaan Satya Wanaraksa 2025: Apresiasi bagi Pejuang Konservasi Kawasan

Parlementaria

Tgk Agam Sabang: Beasiswa Anak Yatim Adalah Hak, Bukan Pilihan

Internasional

Menlu Sugiono : Ada 1.508 Kasus TPPO, Paling Tinggi di Kamboja