Sigli – Di tengah lumpur dan sisa-sisa banjir yang masih menggenangi sejumlah titik di Kabupaten Pidie, puluhan anggota Komando Singa Mutiara turun tangan membersihkan mesjid dan meunasah di sepanjang Jalan Beureueneun–Kembang Tanjong serta kawasan Kembang Tanjong.
Dengan alat seadanya, mereka mengeruk lumpur, menyapu lantai, hingga mengangkat barang-barang yang terendam banjir. Bagi mereka, rumah ibadah harus kembali bersih agar masyarakat dapat beribadah dengan tenang.
“Ini murni niat baik para anggota dan seluruh pengurus untuk membersihkan sarana ibadah,” ujar M. Nur alias NOKIA, Ketua Komando Singa Mutiara, Rabu (3/12/2025).
Gerakan Relawan dari Mantan Kombatan
M. Nur, yang dikenal sebagai mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM), kini menjadi motor penggerak gerakan kemanusiaan di bawah panji Komando Singa Mutiara. Ia menyebutkan, para anggota berinisiatif sendiri untuk membantu masyarakat tanpa diminta.
“Kami hanya mampu membantu membersihkan sarana ibadah. Ini yang bisa kami lakukan untuk warga korban banjir,” ungkapnya.
Menurutnya, sekitar 500 anggota yang tidak terdampak banjir siap dikerahkan untuk membantu proses pembersihan mesjid, meunasah, dan fasilitas umum lainnya.
Butuh Dukungan Pemerintah
Meski bergerak sebagai relawan, mereka tetap membutuhkan dukungan logistik untuk keberlangsungan kegiatan di lapangan.
“Kami harap BPBD atau pemerintah bisa membantu air mineral dan perlengkapan lain yang kami butuhkan untuk bekerja,” kata M. Nur. “InsyaAllah kita akan membantu dengan ikhlas.”
Komando Singa Mutiara Siap Berkoordinasi
Ke depan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan anggota dan pemerintah setempat untuk memperluas aksi kemanusiaan, terutama dalam proses pemulihan pasca banjir.
“Kami ikut merasakan apa yang dialami saudara-saudara kita yang menjadi korban. Kami hanya membantu sesuai kemampuan, tapi dengan hati,” tegas M. Nur, yang juga mantan Panglima Sagoe Didoh.
Di tengah suasana pasca-bencana, aksi Komando Singa Mutiara menjadi salah satu bentuk solidaritas nyata—bahwa masyarakat Pidie tidak dibiarkan berjalan sendiri dalam menghadapi dampak banjir.
Editor: Amiruddin. MKReporter: Amir Sagita










