Lhokseumawe – Hemodialisa merupakan prosedur medis yang berfungsi menggantikan peran ginjal dalam menyaring darah dari sisa metabolisme, racun, dan zat lainnya di dalam tubuh. Prosedur ini harus dilakukan secara rutin seumur hidup karena ginjal tidak lagi bekerja optimal. Biaya yang besar dan frekuensi tindakan yang tinggi sering kali menjadi tantangan besar bagi pasien.
Namun, kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan telah menjadi harapan dan solusi nyata bagi banyak orang, termasuk Syahril Arus (69), seorang pensiunan pegawai asal Desa Paya Punteuet, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe.
“Saya mulai menjalani hemodialisa sejak lama. Awalnya saya sangat terpukul karena tahu pengobatan ini tidak bisa berhenti dan biayanya sangat besar,” ujar Syahril saat ditemui Tim Jamkesnews di ruang instalasi hemodialisa salah satu klinik utama hemodialisa di Kota Lhokseumawe.
Sebagai peserta JKN segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) untuk pensiunan, Syahril merasa sangat terbantu. Ia menjalani dua kali cuci darah setiap minggu dan seluruh biaya layanan, obat-obatan, hingga tindakan medis ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.
“Kalau dihitung, biaya cuci darah bisa mencapai jutaan rupiah setiap bulan. Tapi sejak menjadi peserta JKN, saya tidak pernah lagi memikirkan soal biaya. Saya bisa fokus pada kesehatan dan tetap menjalani hidup dengan semangat,” tambahnya.
Menurut Syahril, di manapun fasilitas kesehatan (faskes) tempat ia berobat, ia selalu mendapat pelayanan tanpa diskriminasi. Tenaga medis melayani dengan ramah dan profesional.
“Setiap saya datang untuk cuci darah, saya disambut dengan ramah oleh perawat dan dokter. Mereka tahu saya sudah lama menjalani ini dan mereka selalu memberi semangat. Itu sangat berarti,” ucapnya.
Syahril adalah bukti nyata bahwa Program JKN benar-benar menyelamatkan hidup dan memberikan harapan bagi masyarakat. Ia bahkan aktif mengajak sesama pensiunan agar memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan.
“Saya selalu bilang ke teman-teman pensiunan, jangan ragu pakai BPJS Kesehatan. Ini benar-benar sangat membantu, bahkan bisa jadi penyelamat hidup. Terbayang kalau tidak ada BPJS Kesehatan, berapa banyak masyarakat kesulitan berobat, apalagi untuk penyakit kronis seperti yang saya alami,” ungkapnya.
Bagi Syahril, JKN telah menjadi teman perjalanan dalam menjaga kesehatan. Layanan yang mudah diakses, tenaga medis yang sigap, serta jaminan biaya yang ditanggung penuh memberikan ketenangan dan harapan.
“Saya berharap program ini akan selalu ada karena sangat membantu masyarakat yang berjuang untuk sembuh,” pungkasnya.
Syahril juga berharap Program JKN dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan dan memperluas akses bagi peserta di seluruh Indonesia. Ia yakin, dengan dukungan yang tepat, pasien gagal ginjal seperti dirinya tetap bisa menjalani hidup secara produktif.
“Saya berharap BPJS Kesehatan tetap ada dan semakin baik ke depannya. Layanannya makin baik dan makin mudah diakses, supaya lebih banyak orang merasakan manfaat seperti saya,” tutup Syahril.
Editor: Amiruddin. MK










