Sigli – Di balik sosoknya yang tenang, Miazar Saputra atau yang akrab disapa Hongkong, menyimpan kisah perjalanan hidup yang penuh dinamika. Pernah berjuang di masa konflik Aceh sebagai anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM), kini ia resmi menakhodai Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Pidie periode 2025–2030.
Penetapan Hongkong sebagai ketua DPC oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan menjadi babak baru dalam perjalanan politiknya. Bersama dua kader muda lainnya, Fadhlan Nur sebagai sekretaris dan Azril Fadilah sebagai bendahara, Hongkong dipercaya membawa semangat pembaruan di tubuh partai berlambang banteng moncong putih itu.
“Amanah ini bukan sekadar jabatan, tapi tanggung jawab besar untuk mendengar, memahami, dan memperjuangkan aspirasi rakyat,” ujarnya dengan nada mantap saat ditemui di Sigli, Senin (3/11/2025).
Bagi Hongkong, politik adalah jalan baru untuk berjuang dengan cara damai. Dari dulu ia dikenal tegas dan berani di medan lapangan, kini ia ingin menyalurkan energi itu ke arah yang lebih konstruktif — memperjuangkan kesejahteraan masyarakat melalui jalur politik.
“PDI Perjuangan Kabupaten Pidie akan menjadi rumah besar bagi semua kalangan. Kami terbuka terhadap kritik, masukan, dan ide-ide segar untuk kemajuan daerah,” ungkapnya.
Langkah politik Hongkong mendapat sorotan karena membawa nuansa baru di Pidie. Ia bukan tipe politikus yang gemar berbicara banyak, tapi lebih dikenal dengan tindakan nyata. Dalam beberapa bulan terakhir, ia aktif menjalin komunikasi lintas tokoh masyarakat, ulama, hingga generasi muda — membangun jembatan politik dari bawah ke atas.
Para kader muda menilai kehadiran Hongkong sebagai ketua DPC membawa semangat baru: semangat keterbukaan dan keberanian menatap masa depan. “Beliau tidak hanya membawa bendera partai, tapi juga nilai perjuangan yang tulus,” ujar salah satu pengurus PAC di Sigli.
Kini, di bawah kepemimpinannya, PDI Perjuangan Pidie bersiap membuka lembaran baru. Bagi Hongkong, jabatan ini bukan akhir dari perjuangan, melainkan permulaan babak baru: berjuang bukan lagi dengan senjata, tetapi dengan gagasan dan pengabdian.
Editor: Amiruddin. MKReporter: Amir Sagita















