Bireuen – Sebanyak 804 mahasiswa Universitas Al-Muslim Bireuen resmi diwisuda pada Wisuda ke-39 yang digelar dalam dua tahap yaitu 403 wisudawan pada Senin, 27 Oktober, dan 401 wisudawan pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Acara wisuda ini turut dihadiri oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Murthalamuddin, S.Pd., MSP, yang hadir mewakili Gubernur Aceh, Muzakir Manaf. Dalam sambutannya, Murthalamuddin menyampaikan pesan kuat dari Gubernur agar perguruan tinggi di Aceh, khususnya Universitas Al Muslim, menjadi pusat inovasi dan pelopor lahirnya generasi unggul.
“Pak Gubernur sangat fokus pada peningkatan mutu pendidikan. Beliau bahkan sedang menyiapkan program Kartu Aceh Unggul, sistem beasiswa yang meniru konsep Kartu Jakarta Pintar (KJP),” ungkap Murthalamuddin.
Ia juga menekankan bahwa pendidikan tidak semata-mata untuk mencari kerja, melainkan untuk menciptakan peluang dan membuka lapangan kerja baru.
“Kalau kuliah cuma mau cari kerja, itu sesat pikir. Kuliah harusnya mencetak inovator, bukan sekadar pelamar kerja,” tegasnya disambut tepuk tangan hadirin.
Murthalamuddin menyoroti bahwa lebih dari 60% wisudawan kali ini adalah perempuan. Ia berharap para sarjana perempuan Aceh dapat melanjutkan jejak sejarah wanita Aceh yang dikenal tangguh dan visioner.
“Tak ada sejarah di dunia yang mencatat kehebatan perempuan seperti perempuan Aceh. Dari Sultanah hingga Laksamana Malahayati, mereka adalah simbol keberanian dan kecerdasan. Maka, perempuan Aceh hari ini harus jadi pemimpin kemajuan masa depan,” pesannya.
Dalam pidatonya, ia juga menyinggung pentingnya kemandirian ekonomi dan kreativitas lokal. Murthalamuddin mencontohkan bagaimana masyarakat masih bergantung pada produk luar negeri, bahkan untuk hal sederhana seperti makanan dan kebutuhan harian.
“Kita makan kacang, tepung gandum, anggur, semua impor. Padahal Aceh punya beras, sagu, dan bahan lokal yang melimpah. Saatnya Al-Muslim melahirkan inovator yang membuat produk lokal kita berjaya di tanah sendiri,” katanya.
Ia menambahkan, kondisi pendidikan di Aceh belum sepenuhnya baik-baik saja dan membutuhkan perubahan mindset dari semua pihak, terutama generasi muda yang hari ini diwisuda.
“Kita harus jujur, pendidikan kita masih banyak tantangan. Tapi dari sinilah Al-Muslim bisa jadi lokomotif perubahan, mencetak generasi yang berani berpikir kritis, inovatif, dan siap membawa Aceh ke masa depan yang lebih cerah,” ujarnya.
Di akhir sambutannya, Murthalamuddin berpesan agar para lulusan menjadikan ilmu sebagai ladang amal dan pengabdian.
“Wisuda bukan akhir, tapi gerbang awal. Setelah ini, bukan lagi orang tua yang mendukung kalian, kalianlah yang harus mendukung dan menjaga mereka. Jadilah pejuang ekonomi, pejuang pendidikan, dan pejuang kemanusiaan Aceh,” tutupnya.
Editor: Redaksi


















