Banda Aceh – Presiden Prabowo Subianto menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak untuk memimpin Satuan Tugas Percepatan Perbaikan Jembatan yang putus karena bencana banjir bandang, khususnya di Provinsi Aceh.
Hal itu diungkapkan Presiden Prabowo setelah meninjau jembatan bailey (jembatan darurat portabel) di Sungai Teupin Mane, Bireuen, Aceh, Minggu, dalam rangkaian kunjungannya ke lokasi terdampak bencana di Provinsi Aceh, (7/12).
“Saya tunjuk nanti KSAD sebagai Satgas Percepatan Perbaikan Jembatan untuk membantu PU (Pekerjaan Umum) dan pemerintah daerah,” kata Presiden Prabowo saat memberikan keterangan di lokasi.
Menangapi hal tersbut, KSAD Jenderal Maruli menyampaikan dirinya mengaku Kaget saat ditunjuk Presiden Prabowo.
“Dalam waktu dekat, saya akan melatih personel TNI AD untuk membuat jembatan gantung, Tapi mereka kita kumpulkan disekitar 20 titik untuk mengerjakan dan setelah itu kita sebar supaya bisa lakukan pararel di daerah yang terdampak bencana banjir bandang,” Kata KSAD Jenderal Maruli sesusai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabwo di posko terpadu penanganan bencana alam Aceh di Landasan Udara Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, pada Minggu Malam, 7 Desember 2025.
Menurut Presiden, penugasan KSAD untuk memimpin satgas tersebut karena TNI AD memiliki banyak pasukan, mulai dari konstruksi, pembangunan, hingga teritorial.
Prabowo pun meminta seluruh kekuatan, baik dari elemen TNI, Polri, dan pemerintah daerah serta pusat, bahu-membahu bersama rakyat untuk pemulihan bencana.
“Karena beliau punya banyak pasukan, pasukan konstruksi, pasukan pembangunan, pasukan teritorial jadi bisa segera membantu, ya KSAD? Panglima? Kapolri? Kerahkan semua kekuatan ya?” tanya Prabowo kepada para pejabat.
Pada kesempatan sebelumnya, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan pemerintah telah memasang dua jembatan bailey (jembatan darurat portabel) di Sungai Teupin Mane, Bireuen, Aceh, yang dilakukan TNI AD dan Kementerian Pekerjaan Umum.
“Jembatan bailey seberat sekitar 50 ton ini adalah jembatan sementara yang juga dapat berfungsi sebagai jembatan permanen dalam kondisi darurat,” tulis Teddy dalam keterangan resminya.
Proses pemasangan dilakukan secara gotong royong bersama masyarakat setempat dan berlangsung 24 jam tanpa henti setiap harinya guna mengejar waktu penyelesaian.
Sungai Teupin Mane yang awalnya memiliki luas 100 meter, sejak bencana banjir menjadi lebih lebar, yakni 180 meter.
“Dengan pembangunan jembatan bailey ini, akses darat diharapkan segera dapat difungsikan 2-3 hari ke depan sehingga jalur distribusi logistik darat dapat secepat mungkin terhubung,” kata Teddy.
Teddy mengatakan jalur ini merupakan jalan lintas provinsi yang menghubungkan Kabupaten Bireun dan Takengon, Aceh Tengah.
Berdasarkan hasil identifikasi Balai Teknis Kementerian PU, di Provinsi Aceh terdapat 46 titik longsor dan 34 titik banjir yang berdampak pada 35 ruas jalan nasional serta 14 jembatan putus.
Editor: Amiruddin. MK










