Tapaktuan – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Selatan dan masyarakat menyulap limbah plastik menjadi berbagai produk kerajinan tangan bernilai jual.
Bungkus kopi saset dan deterjen yang dulunya sampah yang mencemari lingkungan kini diolah menjadi keranjang belanja, tikar, tas laptop, dan kotak tisu.
Kepala Bidang Persampahan dan Limbah DLH Aceh Selatan, Bayliadi mengatakan bahwa mendaur ulang plastik yang sulit terurai bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
“Dengan kreativitas, limbah plastik dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi dan menghasilkan cuan. Ini juga bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga,” ujarnya.
Menurutnya, sampah plastik yang sulit terurai menjadi masalah lingkungan serius. Namun, inovasi ini dapat mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.
“Selain mengurangi pencemaran, kegiatan ini juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat setempat,” sebutnya.
Bayliadi menambahkan bahwa produk hasil daur ulang mulai diminati pasar lokal hingga luar daerah, terutama karena keunikan desain dan manfaat lingkungannya.
Ia juga mengajak masyarakat lebih peduli dengan lingkungan, mulai dari tidak membuang sampah sembarangan hingga memilah sampah yang bisa didaur ulang.
“Jika kita bisa melihat peluang dari limbah, maka kita tidak hanya menjaga lingkungan tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru,” katanya.
Dengan meningkatnya tren ramah lingkungan, kata dia, diharapkan bisa menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan sampah plastik sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui industri kreatif berbasis daur ulang.
Editor: Redaksi