Banda Aceh – Literasi digital dinilai sangat penting dalam membentuk masyarakat yang kritis dan kreatif, sehingga tidak mudah terjerat informasi palsu atau hoaks yang semakin marak di era digital.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Layanan Pustaka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA), Zulfadli, saat membacakan sambutan Kepala DPKA pada kegiatan Lokakarya Literasi Digital yang digelar di Aula Mall Baca Aceh, Kamis (12/6/2025).
“Perpustakaan digital memperluas akses informasi tanpa batasan geografis, menjawab tantangan literasi di era modern yang serba cepat dan teknologi. Literasi digital juga membuat kehidupan sosial dan budaya masyarakat lebih aman serta kondusif,” kata Zulfadli.
Menurut Zulfadli, pemerintah terus berupaya membenahi dan mengembangkan perpustakaan agar menjadi tempat yang aman dan terbuka untuk semua kalangan. Perpustakaan, tegasnya, memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui layanan literasi yang menjadi media pembelajaran sepanjang hayat.
“Namun pemerintah tidak dapat mewujudkan upaya ini sendirian. Karena itu, kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun budaya digital yang positif,” imbuhnya.
Zulfadli menjelaskan, perkembangan teknologi informasi yang kian pesat membuat transformasi perpustakaan berbasis media digital menjadi harapan masyarakat dalam mendapatkan informasi yang mudah, cepat, dan akurat secara daring.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan bahwa kemajuan teknologi digital membawa implikasi sosial, budaya, bahkan ekonomi yang signifikan. Hal ini tentu berdampak positif maupun negatif pada kehidupan manusia.
“Teknologi digital telah mengubah hampir semua aspek kehidupan, mulai dari cara bekerja, belajar, berkomunikasi, hingga aktivitas sehari-hari. Kini banyak platform interaksi seperti media sosial dan aplikasi berbasis internet yang memengaruhi bagaimana kita membangun hubungan, berbagi informasi, dan mengonsumsi konten,” jelasnya.
Karena itu, literasi digital menjadi sangat penting agar masyarakat mampu memilah informasi dengan bijak dan tidak mudah terprovokasi oleh konten yang menyesatkan.
Zulfadli berharap lokakarya dengan tema ‘Terwujudnya Aceh yang Damai dan Sejahtera Melalui Literasi Digital’ ini dapat menjadi sarana mencetak generasi dan masyarakat Aceh yang cakap digital.
“Selamat mengikuti kegiatan ini. Semoga informasi yang diperoleh hari ini dapat diserap dengan baik dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari secara bijak dalam memilih informasi yang berkembang pesat,” pungkasnya.
Lokakarya Literasi Digital ini turut menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, yakni Reza Idria, Ph.D dan Ari Nugraha, S.Hum, M.T.I, Ph.D dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Kegiatan juga dipandu moderator Raihan Lubis. (Adv)
Editor: Redaksi