Simeulue – Kabupaten Simeulue, sebuah pulau kecil di tengah Samudra Hindia, bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kekayaan budaya dan kuliner yang menggoda. Rabu, 20/11/2024.
Pulau ini menjadi magnet bagi wisatawan lokal dan mancanegara berkat pesona alamnya yang memikat, khususnya ombaknya yang eksotis dan cocok untuk olahraga selancar. Namun, daya tarik Simeulue tidak berhenti di situ. Kuliner khasnya, terutama makanan yang disebut “Memek,” berhasil mencuri perhatian para pelancong.
Memek adalah makanan tradisional Simeulue yang sekilas mirip bubur, tetapi memiliki cita rasa dan tekstur unik yang sulit dilupakan. Terbuat dari bahan sederhana seperti beras ketan, pisang, santan, garam, dan gula, memek merupakan warisan nenek moyang masyarakat Simeulue yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI).
Dalam bahasa Simeulue, nama “Memek” berasal dari kata mamemek, yang berarti mengunyah beras. Konon, pada masa lalu, nenek moyang Simeulue terbiasa mengunyah beras ketan yang dicampur pisang, hingga akhirnya terciptalah kuliner ikonik tersebut.
Jika berkunjung ke Simeulue, salah satu tempat terbaik untuk menikmati memek adalah di Pantai Alai Sektare Desa Lantik, Kecamatan Teupah Barat. Di situ memek disajikan dengan kehangatan keramahan penduduk lokal serta pemandangan pantai yang menawan.
Yadi, seorang wisatawan yang sedang menikmati memek di lokasi tersebut, berbagi pengalamannya kepada media pada Rabu, 20 November 2024. “Tekstur memek ini unik. Rasa pisang dan beras gongsengnya sangat terasa. Butiran beras ketannya yang agak kasar berpadu dengan lembutnya pisang, menciptakan sensasi tersendiri saat dimakan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, aroma wangi beras gongseng membawa efek relaksasi tersendiri, mirip seperti terapi aroma. Bagi yang ingin sensasi lebih segar, memek juga bisa dinikmati dingin dengan tambahan es batu. Perpaduan tekstur kasar-lembut antara beras ketan dan pisang, serta rasa gurih santan, manis alami pisang, dan sedikit asin dari garam, menciptakan harmoni rasa yang sulit dilupakan.
Yadi juga mengungkapkan proses pembuatan memek yang relatif sederhana tetapi membutuhkan ketelitian. Bahan yang diperlukan meliputi beras ketan, pisang, santan, gula, dan garam. Beras ketan digongseng terlebih dahulu, sementara pisang ditumbuk kasar. Setelah itu, semua bahan dicampur menjadi satu hingga menghasilkan hidangan yang siap disantap.
“Makanan ini adalah kebanggaan masyarakat Simeulue. Selain rasanya yang nikmat, memek juga membawa cerita dan tradisi nenek moyang kami,” tambah Yadi.
Salah satu keunikan dari memek adalah fleksibilitas penyajiannya. Bagi pecinta cita rasa yang menghangatkan, memek panas menjadi pilihan sempurna. Namun, bagi mereka yang ingin kesegaran, memek dingin dengan tambahan es memberikan sensasi yang tak kalah menggoda.
Tidak heran jika memek menjadi salah satu daya tarik utama wisatawan yang datang ke Simeulue. Selain menikmati pesona alam dan ombak yang memukau, mencicipi memek memberikan pengalaman kuliner yang autentik dan berkesan.
Jadi, jika Anda berencana mengunjungi Simeulue, pastikan untuk mencicipi memek, kuliner khas yang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memperkenalkan Anda pada warisan budaya yang kaya. Selamat menikmati memek, panas atau dingin, sesuai selera Anda!. (ADV)
Editor: Redaksi