Home / Internasional / Pemerintah

Selasa, 8 Oktober 2024 - 18:26 WIB

Menlu RI Angkat Isu LCS dan HAM dalam Pertemuan Pilar Politik Keamanan ASEAN

FARID ISMULLAH | NOA.co.id

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi (Tengah) menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri untuk Pilar Politik-Keamanan ASEAN (APSC) di Vientiane, Laos, Selasa (8/10/2024). (Foto : Humas Kemlu RI).

Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi (Tengah) menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri untuk Pilar Politik-Keamanan ASEAN (APSC) di Vientiane, Laos, Selasa (8/10/2024). (Foto : Humas Kemlu RI).

Laos – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan RI (Menko Polhukam RI) Hadi Tjahjanto menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri untuk Pilar Politik-Keamanan ASEAN (APSC) di Vientiane, Laos pada tanggal 8 /10. Pertemuan mengidentifikasi pencapaian cetak biru  pilar Politik Keamanan ASEAN.

Dalam pernyataan nasional Indonesia, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto mengapresiasi pencapaian cetak biru  pilar APSC yang telah mencapai 99.6%. Ia juga menyoroti perlunya menyepakati Rencana Strategi untuk Visi Komunitas ASEAN 2045 agar ASEAN dapat terus beradaptasi dengan dinamika strategi di kawasan dan mampu mengatasi berbagai tantangan masa depan. Isu Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) juga menjadi perhatian Indonesia. “Kita perlu memperkuat penegakan hukum, pengelolaan perbatasan dan kerja sama ASEAN dalam mengatasi kejahatan lintas negara ini”, ujar Menko Polhukam Hadi.

Baca Juga :  Upaya Stabilitasi Harga: Pemkab Aceh Besar Gelar Bazar Pangan Murah di Simpang Tiga

Sementara itu, Menlu Retno secara khusus mengangkat 2 (dua) isu penting lainnya di kawasan:

Pertama, mengenai isu Laut China Selatan. 

Baca Juga :  37 WNI yang Dievakuasi Kemlu RI dari Suriah Tiba di Indonesia

Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia berada dalam situasi perkembangan yang dekat Laut Cina Selatan dan berharap eskalasi tidak terjadi di wilayah ini. Menlu Retno juga menekankan pentingnya terus menghormati UNCLOS 1982. Selain itu, Menlu Retno juga menekankan pentingnya untuk segera menyelesaikan Perundingan Kode Etik (COC) Laut China Selatan.

Kedua,mengenai penguatan pelindungan Hak Asasi Manusia. 

“Dimana-mana kita menyaksikan berbagai tantangan terkait isu HAM. Hal ini menegaskan bahwa isu pelindungan Hak Asasi Manusia sangat rentan”, ujar Retno.

Baca Juga :  Dirjen KSDAE Dorong Peran Aktif Generasi Muda Dalam Upaya Konservasi Alam

Menlu Retno menekankan pentingnya ASEAN memperkuat dan memajukan pembahasan isu HAM, khususnya melalui penguatan AICHR dan juga melalui penguatan kerja sama dengan negara-negara mitra ASEAN lainnya. Hal ini penting dilakukan dalam rangka menghadapi tantangan tradisional dan non-tradisional di kawasan.

Dalam kesempatan ini, Menlu juga menyinggung mengenai hak untuk membangun ( Hak atas Pembangunan ) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya menciptakan HAM dan perdamaian dunia.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Ekbis

Ketua TP PKK Aceh Ajak Masyarakat Hadiri Bazar Kreasi Bhayangkari

Aceh Besar

Pj Bupati Iswanto Serahkan 430 Paket Ramadhan Maybank Kepada Warga Kecamatan Kuta Cot Glie

Aceh Besar

Plt Sekda Aceh Besar Hadiri Panen Raya Jagung Serentak Tahap I Bersama Kapolres

Aceh Barat

Pemkab Aceh Barat Lakukan Rekruitmen dan Seleksi Calon Paskibraka Tahun 2024 Secara Online

Aceh Besar

Kadisdikbud Aceh Besar Tutup Pelatihan Metode Pengajaran dan Pembelajaran

Nasional

Mendagri: Kebijakan Harus Disusun Berdasarkan Teori dan Data

Pemerintah

Pemerintah Aceh Mulai Susun Rencana Pembangunan 20 Tahun ke Depan

Aceh Besar

Aceh Besar Akan Meriahkan Peringatan HUT HGN, PGRI dan KORPRI