Aceh Singkil — Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kabupaten Aceh Singkil, Surya Padli menyampaikan kecaman keras terhadap pernyataan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Aceh Singkil yang menyebut ingin “membinasakan” kepala sekolah yang diduga jarang masuk sekolah.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam menanggapi laporan mengenai rendahnya kehadiran kepala sekolah dan guru di beberapa sekolah terpencil, termasuk SMPN 2 Pulau Banyak Barat dan SDN Ujung Sialit.
“Itu tidak mencerminkan sikap seorang pejabat pendidikan yang seharusnya mengedepankan etika, pembinaan, dan profesionalisme dalam menyikapi pelanggaran disiplin. Istilah “membinasakan” sangat tidak patut diucapkan oleh seorang pimpinan instansi pendidikan,” Kata Surya Padli dalam Keterangan resminya, Sabtu, 18 Oktober 2025.
LMND menilai ini adalah bentuk arogansi kekuasaan yang tidak menyelesaikan akar persoalan, melainkan memperkeruh situasi dan menebar ketakutan.
“Plt Kadis Pendidikan Aceh Singkil harus mencabut dan meminta maaf kepada Publik secara terbuka atas pernyataan tidak etis tersebut,” Terangnya.
Pihaknya juga meminta Evaluasi menyeluruh terhadap kepala sekolah dan guru yang terbukti lalai, melalui mekanisme pembinaan yang adil dan profesional.
Pendidikan adalah ruang pembentukan karakter, bukan tempat untuk menyebarkan ancaman dan intimidasi.
“LMND menegaskan bahwa bahasa kekuasaan yang kasar tidak boleh menjadi alat untuk menutupi kegagalan sistemik dalam tata kelola pendidikan,” Demikian Surya Padli.
Sebelumnya, Dilansir dari acehbisnis.com, Lagi-lagi Aceh Singkil dihebohkan dengan adanya sejumlah guru PNS, P3K dan Honor serta Kepala Sekolah (Kepsek) jarang masuk atau tak aktif mengajar. Kehebohan itu terjadi di UPTD SPF SMP Negeri 2 Pulau Banyak Barat (PBB), tepatnya di Desa Ujung Sialit, Kabupaten Aceh Singkil.
Lebih parahnya lagi, Kepsek SMP N 2 PBB atas nama Arisman, S.Pd tersebut, sudah sangat terlalu lama tidak masuk kantor, kurang lebih selama 3 bulan. Sedangkan guru-gurunya melaksanakan tugas paling banyak 10 hari dalam sebulan.
“Luar biasa sekolah di SMP N 2 PBB ini, kepsek dan dewan gurunya sangat jarang masuk. Padahal mereka sudah berkali-kali ditegur oleh pihak Disdikbud, BKPSDM, bahkan juga Bupati Aceh Singkil namun mereka tetap juga tak patuh pada aturan yang ada,” kata Ketua BPKam Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat Aceh Singkil, Rius Zai, kepada wartawan, Rabu (15/10) malam.
Kata Zius, masyarakat sangat heran dan bertanya-tanya apa sebenarnya penyebab Kepsek ini tidak diambil tindakan tegas, apakah dia punya kekuatan besar atau dia punya usaha lain supaya dirinya tetap dipertahankan?
Masyarakat meminta janji Pak Bupati dan Wakil Bupati Aceh Singkil untuk membereskan masalah ini secepatnya, agar anak-anak di Ujung Sialit ini tidak semakin parah mutu pendidikannya.
Oleh karena itu, Ia bersama masyarakat berharap Bupati Aceh Singkil pak Safriadi Oyon SH, untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap persoalan yang terjadi di dunia pendidikan di Pulau Banyak Barat ini.
“Kepsek nya untuk segera diganti, bahkan kalau boleh mereka di proses sesuai dengan aturan disiplin PNS yamg berlaku. Kalau bisa mereka juga dilakukan pemecatan,”katanya.
Karena, lanjut Rius Zai, masyarakat sudah sangat bosan melihat kelakuan Kepsek SMPN 2 PBB tersebut, maupun para guru-gurunya.
Anak-anak kami yang sangat kami rindukan itu agar menjadi anak bangsa yang berkualitas, namun semuanya hanya tinggal mimpi akibat ulah guru yg hanya tau makan gaji buta itu.
“Maka dari itu kami mohon kepada Bupati Aceh Singkil mohon perhatiannya yang serius, karena pendidikan ini merupakan tanggungjawab bersama,” pungkasnya.
Editor: Amiruddin. MK