Home / Daerah / Pemerintah / Simeulue

Kamis, 4 September 2025 - 12:39 WIB

Praktik Lomba dengan Sistem Uang Pendaftaran Jadi Hadiah Dinilai Haram, MPU Simeulue Tegaskan Masuk Kategori Judi

Argamsyah

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Simeulue, Tgk Alamsyah, S.Ag.,. Foto:Dok. Argam/Noa.co.id.

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Simeulue, Tgk Alamsyah, S.Ag.,. Foto:Dok. Argam/Noa.co.id.

Simeulue – Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Simeulue, Tgk Alamsyah, S.Ag., menegaskan bahwa praktik lomba yang menggunakan uang pendaftaran sebagai hadiah merupakan bentuk perjudian (qimar) dan hukumnya haram menurut ajaran Islam, Kamis (4/9/2025).

‎Hal itu disampaikan menyusul adanya turnamen di Simeulue yang menetapkan biaya pendaftaran Rp 3,5 juta per klub, dengan total 32 klub peserta. Dalam turnamen tersebut, seluruh uang pendaftaran peserta akan dihimpun dan dijadikan hadiah utama.

‎Dimana, dalam perlombaan itu juara pertama berhak memperoleh Rp 50 juta, sedangkan sisanya dibagikan kepada juara kedua, ketiga, dan keempat. Menurut Tgk Alamsyah, pola ini mengandung unsur taruhan nasib atau maisir yang jelas dilarang.

‎“Peserta membayar untuk mendapatkan kesempatan menang, sementara yang kalah tidak memperoleh apa pun. Ini pertaruhan nasib yang merugikan sebagian peserta dan menguntungkan pihak tertentu secara tidak adil,” ujarnya.

‎Lebih lanjut, Tgk Alamsyah menekankan bahwa sistem seperti ini menciptakan ketidakadilan dan unsur spekulasi yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Fatwa Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) tahun 1999 dan sejumlah ulama lainnya secara tegas mengharamkan praktik seperti ini.

‎Untuk itu, MPU Simeulue mengimbau agar hadiah lomba tidak berasal dari iuran peserta. Sebaiknya, hadiah diperoleh dari sponsor atau uang pendaftaran digunakan sepenuhnya untuk biaya operasional penyelenggaraan acara.

‎Sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam, Aceh memiliki aturan ketat terkait judi melalui Qanun Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat. Perbuatan judi, atau maisir, yang meliputi taruhan dan segala bentuk kegiatan untung-untungan, dilarang dan pelakunya dapat dikenakan hukuman cambuk hingga 12 kali untuk taruhan kecil, serta sanksi lebih berat bagi penyelenggara.

‎Tgk Alamsyah berharap, agar masyarakat dan penyelenggara kegiatan di Simeulue dapat lebih memahami batasan syariat dalam menggelar lomba agar tidak terjerumus pada praktik yang merusak nama baik dan kebersamaan di daerah.

‎“Kami berharap semua pihak menjaga sportifitas dan tidak membiarkan tindakan segelintir orang merusak reputasi Simeulue. Jangan sampai kita harus menanggung akibat dari ulah tersebut,” pungkasnya.

Baca Juga :  Serah Terima Aset PON XXI, Pj Gubernur Safrizal: Rawat dan Manfaatkan dengan Baik

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

Aceh Besar

Pj Bupati Aceh Besar Apresiasi Kejari Gelar Pasar Murah di Kota Jantho

Daerah

Pangdam IM: Tekankan Kolaborasi Pemprov, Polri, dan TNI untuk Kesuksesan PON XXI

Daerah

Sempat Viral, Akun FB Imran Sentosa Capah Diblokir

Daerah

Kemenag Apresiasi Penerbangan Perdana Umrah Aceh-Jeddah

Pemerintah

Peringati Hari Anak Nasional, Imigrasi Sabang Bagikan Susu ke Siswa SDN 5 Kota Sabang

Nasional

Sekjen Kemendagri Ajak Kepala Desa Dukung Program Prioritas Pemerintah

Daerah

Konflik Manusia Dan Buaya, Himapas: Rakyat Aceh Singkil Butuh Solusi

Advetorial

Bunda Literasi Dikukuhkan, Banda Aceh Semakin Serius Gaungkan Budaya Baca