Home / Advetorial / Pemerintah Aceh

Kamis, 31 Juli 2025 - 18:14 WIB

Pustakawan Dituntut Jadi Agen Perubahan di Era Digital

Redaksi

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Edi Yandra, S.STP, M.SP, saat membuka Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah (MUSDA) ke-XIV Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Aceh, di Aula Pustaka Wilayah Aceh, Banda Aceh. Foto: Dok. Dinas Perpustakaan dan Kerarsipan Aceh

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Edi Yandra, S.STP, M.SP, saat membuka Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah (MUSDA) ke-XIV Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Aceh, di Aula Pustaka Wilayah Aceh, Banda Aceh. Foto: Dok. Dinas Perpustakaan dan Kerarsipan Aceh

Banda Aceh – Peran pustakawan kini tak lagi sebatas “penjaga buku”, melainkan agen perubahan yang harus mampu menjawab kebutuhan informasi masyarakat di tengah derasnya arus teknologi digital dan media sosial.

Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Edi Yandra, S.STP, M.SP, saat membuka Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah (MUSDA) ke-XIV Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Aceh, di Aula Pustaka Wilayah Aceh, Banda Aceh, Kamis (31/7/2025).

Baca Juga :  Lewat Inovasi Pelitahati, Hampir Seluruh Anak di Banda Aceh Sudah Punya Akta Kelahiran

“Pustakawan adalah pionir. Mereka harus punya keinginan untuk maju dan senantiasa mau belajar hal-hal baru. Harkat dan martabat perpustakaan sangat bergantung pada kemampuan pustakawan itu sendiri,” ujarnya di hadapan peserta.

Baca Juga :  Rakornis Kearsipan dan Perpustakaan se-Aceh 2025: Dorong Digitalisasi dan Literasi Berbasis Data

Menurutnya, perpustakaan yang baik bukan hanya diukur dari banyaknya koleksi atau megahnya fasilitas, tetapi sangat ditentukan oleh kredibilitas dan kapasitas pustakawan yang mengelolanya. Karena itu, ia mendorong pustakawan di Aceh untuk terus meningkatkan kompetensi, memperbarui pengetahuan, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi serta kebutuhan pemustaka.

“Kalau pustakawan terus berbenah dan mampu bertransformasi, maka perpustakaan tidak akan ditinggalkan, bahkan bisa menjadi pusat literasi digital yang relevan dengan zaman,” tambah Edi Yandra.

Baca Juga :  Literasi Digital Jadi Kunci Cegah untuk Masyarakat Kritis dan Kreatif

Kegiatan MUSDA ke-XIV IPI Aceh ini menjadi ruang konsolidasi pustakawan se-Aceh untuk memperkuat peran dan strategi mereka dalam menjawab tantangan zaman, sekaligus merumuskan arah organisasi ke depan. (Adv)

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

Advetorial

Matangkan persiapan Tour de Aceh 2022 Etape 1, Disbudpar Aceh Jalin Sinergitas dengan Pemda Aceh Tengah dan Polres Aceh Tengah

Advetorial

Aceh Vespa Festival Digeber 29 Oktober, Yuk Scooter Mania Kumpul

Advetorial

Disbudpar Aceh Segera Luncurkan Kalender Event 2023, Dimeriahkan Kenduri Kuah Beulangong

Pemerintah Aceh

Gubernur Muzakir Manaf Buka Aceh Ramadhan Festival 2025 

Advetorial

The Wonder of Nanggroe, Spirit Kejayaan Iskandar Muda di Belantara Perbankan Ibukota

News

Plt Sekda: Keunggulan Sejarah dan Budaya Peluang Kembangkan Wisata Halal di Aceh

News

Bus Trans Koetaradja Kembali Beroperasi, Layani 14 Rute

Daerah

Lantik Wali Kota Subulussalam, Gubernur Aceh: Jadilah Pemimpin Amanah dan Bertanggungjawab