Home / News

Sabtu, 11 Juni 2022 - 10:37 WIB

Sejarah dan Pendiri Federal Reserve, Bank Sentral di Amerika Serikat

REDAKSI

JAKARTA – Federal Reserve atau yang biasa dikenal The Fed ini memiliki sejarah yang panjang sebagai Bank Sentral Amerika Serikat. Tujuannya dibentuknya Federal Reserve untuk membangun keuangan yang lebih stabil dan aman.

Melansir dari laman resmi federalreserveeducation.org, sejarah pembentukan Bank Sentral Amerika Serikat ini dimulai dari desakan Menteri Keuangan saat itu Alexander Hamilton. Kongres mendirikan The First Bank of the United States di kota Philadelphia, Pennsylvania tahun 1791.
Baca juga : Singkirkan Bank-Bank AS, Bank Asal Singapura Ini Dinobatkan Sebagai Bank Terbaik

Bank ini pun dimiliki oleh swasta dan bukan milik negara. Hak pencetakan uang diberikan kepada swasta karena negara tidak memiliki cadangan emas yang cukup untuk mem-back-up suplai uang yang beredar.

Baca Juga :  Meraba Kedekatan Trump-Putin, dari Pilpres hingga Invasi Rusia

Amerika Serikat yang masih berpikiran agraris saat itu, tidak suka dengan adanya gagasan bank besar tersebut dan menentangnya. Sehingga pada 1811 Kongres menolak memperbaharui bank tersebut. Lima tahun kemudian, bank sentral kembali didirikan dengan nama The Second Bank of The United States. Bank sentral kedua ini pun juga diberikan masa konsesi 20 tahun.

Konsesi kedua ini seharusnya berakhir pada 1835, namun pada 1833, Presiden Amerika Serikat saat itu Andrew Jackson justru memutuskan untuk membubarkan bank sentral kedua tersebut akibat perselisihan dengan Nicholas Biddle yang merupakan direktur bank tersebut. Fakta bahwa Presiden Andrew Jackson sangatlah kontra dengan sistem bank sentral di AS.

Baca Juga :  AS Bertemu 4 Negara Arab di Israel, Perdana dalam Sejarah

Pada 1835 hingga 1913, Amerika Serikat tidak memiliki bank sentral. Pencetakan uang pun dilakukan oleh pemerintah dengan sebutan U.S. Notes. Saat itu, banyak rakyat Amerika Serikat yang memang tidak mau memiliki bank sentral. Mereka lebih memilih pendekatan antar negara bagian yang terdesentralisasi untuk kebijakan moneter.
Baca juga : Tiga Bank Rusia Acuhkan Sanksi dari Amerika Serikat

Selama masa ini Amerika Serikat justru mengalami gangguan ekonomi berupa bank panic, kekeringan likuiditas, dan kegagalan bank-bank. Ketidakstabilan ini yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan berbagai industri terutama pertanian dan manufaktur.

Baca Juga :  AS Buru Pria Diduga Terkait Penembakan Kereta New York

Namun masa ini justru membuat perekonomian Amerika Serikat menjadi seimbang karena peningkatan hutan menjadi tidak terlalu tinggi. Neraca perdagangan juga surplus sehingga dapat membeli banyak modal dari luar negeri. Hal ini membuat Amerika menjadi negara paling kaya.

Amerika Serikat juga pernah mengalami masa deflasi dimana harga harga lebih stabil dan bahkan turun. Akibatnya masyarakat banyak menabung, tingginya tabungan masyarakat digunakan untuk membangun industri domestik lebih baik sehingga membuat ekonomi lebih produktif dan membuat harga barang menjadi lebih murah.

Sumber Berita

Share :

Baca Juga

News

Ukraina Tolak Klaim Putin di Mariupol, Nilai Rusia Ogah Tempur Terbuka

News

FOTO: Bilur Luka Ibu Hamil kala RS Bersalin Ukraina Digempur Rusia

News

Blogger Saudi yang Dianggap Hina Islam Bebas dari Penjara

News

Ledakan Besar Terdengar di Kyiv Usai Kapal Rusia Dibombardir Ukraina

Nasional

Demokrat Nomor 14, AHY: Kami Siap Perjuangkan Perubahan Dan Perbaikan

News

Gasak Persija 3-1, Madura United Pepet Macan Kemayoran

News

Imam Darto Buktikan Skill Apik untuk Rhino Warrior di Esports Star Indonesia Season 3

News

Miris! Situs Resmi FK Senica Ditutup Paksa Karena Tunggak Bayaran Sejak 2020