Home / Advetorial / Pemerintah Aceh

Senin, 25 Agustus 2025 - 17:19 WIB

Perpustakaan Desa di Aceh Jadi Motor Literasi dan Pemberdayaan Ekonomi

Redaksi

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Edi Yandra saat ditemui di kantornya, Senin (25/8/2025). Foto: Dok. Pribadi/NOA.co.id

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Edi Yandra saat ditemui di kantornya, Senin (25/8/2025). Foto: Dok. Pribadi/NOA.co.id

Banda Aceh – Literasi di Aceh tidak lagi hanya diukur dari ramai atau sepinya perpustakaan wilayah. Di tingkat desa, geliat pustaka gampong kini menjelma sebagai pusat pengetahuan sekaligus penggerak ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPKA) Aceh, Dr. Edi Yandra, menjelaskan bahwa Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) Aceh menunjukkan tren positif berkat dukungan banyak pihak, mulai dari perpustakaan desa hingga pegiat literasi.

“Alhamdulillah, secara nasional indeks literasi 2024 berada di angka 74. Aceh saat ini sudah berada di posisi 72 sekian. Artinya perkembangan kita cukup bagus, tinggal bagaimana terus meningkatkan minat baca generasi muda,” ujarnya, Senin (25/8/2025).

Baca Juga :  Pantai Ujong Pancu, Kekayaan Wisata Aceh Besar
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Edi Yandra saat ditemui di kantornya, Senin (25/8/2025). Foto: Dok. Pribadi/NOA.co.id

Menurut Edi, perkembangan pustaka gampong tak hanya berfungsi sebagai tempat baca atau peminjaman buku, tetapi juga menjadi wadah peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini didukung oleh program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang digagas Perpustakaan Nasional.

Baca Juga :  Sabang Marine Festival Hadirkan Konsep Baru, yuk Ramaikan!

“Misalnya di desa nelayan, literatur yang disediakan terkait perikanan, mulai dari cara menjaga kualitas ikan, hingga teknik penangkapan yang baik. Sementara di desa yang memiliki UKM, perpustakaan menghadirkan buku-buku tentang industri rumahan seperti membuat kue atau produk olahan. Jadi masyarakat bisa meningkatkan kualitas usaha mereka dengan literatur yang tersedia,” jelasnya.

Ia menambahkan, dukungan konkret juga datang dari Perpustakaan Nasional melalui distribusi seribu judul buku untuk pustaka desa. Saat ini, sejumlah gampong di Aceh telah memiliki perpustakaan aktif, bahkan ada pula yang baru terbentuk dan tengah berkembang.

Baca Juga :  Bersama Jaga Arsip, Lestarikan Memori Kolektif Bangsa untuk Masa Depan Indonesia

“Harapannya, literasi tidak berhenti di meja baca, tapi berdampak nyata pada kesejahteraan. Jika semua stakeholder ikut mendorong, baik pemerintah desa, sekolah, hingga komunitas pegiat literasi, insyaallah generasi Aceh ke depan akan lebih hebat,” pungkas Edi. (Adv) 

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

News

Diskominsa Aceh akan Launching Satu Data Aceh

Advetorial

Bedah Buku ‘Meurawon’ di Mall Baca Aceh, DPKA Dorong Generasi Muda Gemar Menulis

Advetorial

Vaksinasi Massal Pemerintah Aceh Tembus Angka 95 Ribu

Advetorial

Sidang Keliling di Disdukcapil Permudah Warga Ubah Nama dan Data Kependudukan

Pemerintah Aceh

Gubernur Muzakir Manaf Lantik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh 

Advetorial

Kadisbudpar Aceh dan Pj Walkot Sabang Diskusi dengan Pelaku Perjalanan Pariwisata, Ini Isinya

Advetorial

Sabang Marathon 2022 Berlangsung Semarak, Aceh Siap Sambut Wisatawan

Advetorial

Pemusnahan Arsip: Langkah Strategis Menuju Pemerintahan yang Akuntabel dan Efisien