Jakarta – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia hari ini bersama-sama memperingati 75 tahun keanggotaan Indonesia di PBB dan 80 tahun berdirinya PBB, sebagai bentuk penghargaan atas peran Indonesia yang berkelanjutan dalam memajukan perdamaian, multilateralisme, dan kerja sama internasional.
Acara, yang diselenggarakan di Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, ini mengusung tema “Menjaga Dunia, Menenun Harmoni: Peran Indonesia dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian”.
Acara dihadiri oleh lebih dari 300 peserta yang terdiri dari perwakilan Pemerintah, Badan PBB, Korps Diplomatik, akademisi, perwakilan pemuda, lembaga penelitian, media, serta masyarakat umum, untuk merayakan kemitraan jangka panjang Indonesia dengan PBB.
Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI, Tri Tharyat, menegaskan kembali komitmen kuat Indonesia untuk mendukung stabilitas global dan memperkuat multilateralisme, antara lain, melalui partisipasi aktif dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB.
“Sebagai kontributor kelima terbesar pasukan penjaga perdamaian PBB di dunia, Indonesia bertekad memainkan peran yang lebih aktif, dalam menciptakan dunia yang damai, adil, dan berkelanjutan,” ujar Tri Tharyat.
Beliau menambahkan bahwa kontribusi Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian sangat esensial bagi prioritas kebijakan luar negeri Indonesia.
Memperingati Sejarah Bersama: 75 Tahun Kemitraan
Untuk menandai tonggak bersejarah ini, dilakukan pula peluncuran perangko dan token peringatan merayakan 75 tahun kerja sama antara Indonesia dan PBB – dimana peluncuran perangko adalah inisiatif dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bekerja sama dengan PT Pos
Indonesia.
Perangko tersebut menggambarkan pidato Presiden Sukarno di Jakarta pada tahun 1949, Pada hari bersejarah itu, Presiden Sukarno menyatakan bahwa Indonesia akan hidup bersahabat dengan seluruh negara di dunia. Setahun kemudian, pada 28 September 1950, Indonesia resmi menjadi anggota PBB, menandai awal perjalanan sebagai anggota aktif dan dihormati dalam komunitas global.
Dengan desain avant-garde dan warna-warna dinamis, perangko ini mencerminkan semangat generasi muda Indonesia yang antusias berpartisipasi dalam kerja sama dan persahabatan global.
Perangko peringatan ini akan didistribusikan melalui kantor Pos Indonesia di seluruh nusantara.
Token khusus yang dicetak dari campuran tembaga dan seng lokal juga diluncurkan, sebagai simbol nyata dari perjalanan bersama Indonesia dan PBB selama tujuh dekade terakhir.
“Perangko dan token ini menceritakan kisah tentang peran penting Indonesia dalam menjaga perdamaian dan menjalankan diplomasi,” tegas Tri Tharyat.
“Selama 75 tahun, Indonesia telah berdiri sejajar dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dari misi penjaga perdamaian hingga upaya kemanusiaan global untuk menenun harmoni dunia.”
Dalam sambutannya, Gita Sabharwal, Koordinator Residen PBB di Indonesia, menyoroti kemitraan yang kuat dan kepemimpinan Indonesia dalam mempromosikan perdamaian dan pembangunan global.
“Dari Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955, kontribusi pertama Indonesia dalam misi penjaga perdamaian pada tahun 1957 di bawah UN Emergency Force di Sinai, hingga peran penting Indonesia dalam merumuskan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Pact for the Future kemitraan Indonesia dan PBB mencerminkan keyakinan mendalam terhadap multilateralisme sebagai kekuatan untuk kebaikan dan alat utama untuk melayani umat manusia dan planet ini.”
Ia menambahkan bahwa kerja sama Indonesia dan PBB kini semakin diperkuat melalui Kerangka Kerja Sama Pembangunan Indonesia–PBB (2026 – 2030) yang baru ditandatangani, yang menyelaraskan dukungan PBB dengan prioritas nasional Indonesia dalam pembangunan manusia, aksi iklim, serta transformasi digital dan ekonomi.
Perangko peringatan ini akan mulai tersedia untuk publik pada 15 Desember 2025, dan akan berfungsi sebagai perangko resmi untuk penggunaan universal. Selain fungsinya yang praktis, perangko ini juga memiliki nilai koleksi tinggi, menjadi benda berharga bagi para filatelis dan penggemar sejarah diplomasi Indonesia.
Misi Pemeliharaan Perdamaian Indonesia
Sebagai bagian dari peringatan ini, juga diselenggarakan talk show bertajuk “Peran Indonesia dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB & Peran Pemuda dalam Perdamaian Global”, menghadirkan pembicara dari Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Indonesia (PMPP TNI), Kementerian Luar Negeri RI, badan PBB, akademisi, dan perwakilan pemuda.
Hingga tahun 2025, Indonesia menempati peringkat kelima dunia sebagai negara penyumbang pasukan penjaga perdamaian (Troop Contributing Country/TCC) dengan lebih dari 2.700 personel yang bertugas di berbagai misi PBB, antara lain di MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), UNIFIL (Lebanon), MINUSCA (Republik Afrika Tengah), UNMISS (Sudan Selatan), dan MINURSO (Sahara Barat), dan misi-misi perdamaian lainnya.
Indonesia menerapkan pendekatan komprehensif dalam misi penjaga perdamaian, yang tidak hanya berfokus pada aspek keamanan, tetapi juga pembangunan masyarakat pascakonflik, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan sipil mulai dari pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik hingga layanan kesehatan, pendidikan, dan kegiatan sosial yang mempererat hubungan antara pasukan penjaga perdamaian dan komunitas lokal.
“Para penjaga perdamaian kita mewakili komitmen Indonesia terhadap kemanusiaan,” ujar Mayor Jenderal Taufik Budi Santoso, Komandan PMPP TNI.
“Dari Lebanon hingga Kongo, mereka membawa bukan hanya bendera merah putih, tetapi juga nilai-nilai perdamaian, kasih sayang, dan solidaritas.”
Peringatan tahun ini juga menjadi bagian dari rangkaian perayaan global.
Editor: Amiruddin. MK

















