Pursat – Duta Besar Republik Indonesia (Dubes) Dr. Santo Darmosumarto berkunjung ke Provinsi Pursat, Kamboja untuk meninjau pusat perakitan kendaraan bermotor roda empat/car assembly plant RMA Automotive Cambodia (RMAAC) yang berlokasi di Distrik Krakor, Selasa (27/5).
Kunjungan tersebut diterima langsung oleh General Manager RMAAC, Virote Sawangchange.
“Kunjungan ini sangat penting untuk melihat secara langsung perkembangan industri otomotif di Kamboja. Tidak hanya itu, pertemuan dengan RMAAC juga memberikan gambaran mengenai peluang Indonesia di Kamboja pada sektor otomotif”, Kata Dubes Santo kepada Kantor Berita NOA.co.id, Jumat 30 Mei 2025.
Diketahui, Pabrik seluas 12 hektar tersebut memiliki kapasitas produksi 10.000 unit mobil Ford per tahun dan mempekerjakan lebih dari 500 tenaga kerja yang diserap oleh mayoritas penduduk di Provinsi Pursat. Sejauh ini, kendaraan yang dirakit oleh RMAAC sepenuhnya untuk pasar domestik Kamboja.
Dubes Santo juga berdiskusi dengan Pramesti Yudantara, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai supervisor pengendalian kualitas / quality control.
“Rasa bangga atas keberadaan warga Indonesia di jajaran manajemen perusahaan multinasional di Kamboja. Hal ini dapat memotivasi warga Indonesia lainnya untuk mencari kerja secara profesional dan sesuai prosedur sehingga semakin memperkuat kredibilitas Indonesia di mata masyarakat lokal,”Ucapnya.
RMAAC merupakan bagian dari RMA Group yang berpusat di Thailand. Fasilitas perakitan mobil Ford di Pursat dibuka sejak tahun 2022 untuk melayani pasar domestik Kamboja. Menurut RMAAC, keberadaan fasilitas perakitan di Pursat telah membantu Ford untuk menjadi jenama kendaraan roda empat dengan penjualan tertinggi di Kamboja pada 2024.
RMA Group juga telah hadir di sejumlah daerah di Indonesia sebagai RMA Indonesia yang menjadi dealer/distributor resmi mobil Ford dan menyuplai suku cadang kendaraan tambang.
Dubes RI untuk Kamboja berharap ke depannya RMA Indonesia dapat mengembangkan lini bisnisnya, sejalan dengan perkembangan industri otomotif nasional, sekaligus menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan pada sektor tersebut.
Pasar kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat di Kamboja saat ini masih bergantung pada impor. Bagi Indonesia, Kamboja merupakan pasar yang potensial.
Berdasarkan data Bea dan Cukai Kamboja, nilai ekspor otomotif dan suku cadang Indonesia ke Kamboja pada tahun 2024 mencapai lebih dari 50 juta dolar AS. Produk otomotif merupakan komoditas ekspor terbesar Indonesia setelah batu bara dan tembakau yang berkontribusi bagi capaian total ekspor senilai 1 miliar dolar AS ke Kamboja.
Kunjungan Dubes RI ke Pursat merupakan upaya untuk menjajaki peluang memperluas akses pasar bagi produk Indonesia.
KBRI Phnom Penh juga melakukan upaya promosi lainnya Pada 14-15 Juni 2025, KBRI Phnom Penh akan menyelenggarakan pameran produk Indonesia dengan tajuk Sousdey Indonesia (Sousdey = Halo dalam Bahasa Khmer).
“Pameran solo terbesar di Kamboja ini akan memamerkan ragam produk, destinasi wisata, dan sentra pendidikan Indonesia kepada masyarakat lokal,” Tutup Dubes Santo.
Editor: Amiruddin. MK










