Jakarta – Bareskrim Polri mengungkap jaringan internasional Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang beroperasi di Bahrain. Dari kasus tersebut, sebanyak tiga orang berinisial SG, RH dan NH berhasil ditangkap dan telah menjalankan praktik perekrutan sejak 2022.
Direktur Tindak Tindak Pidana PPA dan PPO Bareskrim Polri, Brigjen Pol Nurul Azizah mengatakan pengungkapan kasus ini berawal dari laporan salah satu korban yang bekerja di Bahrain sebagai spa attendant. Korban direkrut melalui LPK di Bandar Lampung dengan iming-iming pekerjaan sebagai waitress dan housekeeping hotel.
“Para korban dijanjikan pekerjaan yang layak di luar negeri, namun kenyataannya mereka dipekerjakan tidak sesuai kontrak dan tidak mendapat upah yang dijanjikan. Ini jelas merupakan bentuk eksploitasi dan pelanggaran terhadap hak-hak pekerja migran,” kata Nurul Azizah saat dikonfirmasi, Minggu (8/6/2025).
Lebih lanjut, Nurul menyampaikan bahwa ketiga tersangka memiliki peran yang berbeda-beda. Tersangka SG bertindak sebagai perantara yang berhubungan langsung dengan pemberi kerja di Bahrain dan menerima uang dari korban.
“Kemudian tersangka RH selaku direktur LPK mengurus paspor korban dan menerima dana keberangkatan. Sedangkan tersangka NH sebagai staf LPK mengatur dokumen kerja dan keberangkatan korban,” ucap Nurul.
Dari hasil pemeriksaan, kata Nurul, jaringan ini telah mengirimkan sejumlah korban sejak 202 dengan keuntungan mencapai ratusan juta rupiah. Bareskrim Polri juga menyita sejumlah barang bukti seperti paspor, visa, kontrak kerja, hingga buku rekening dan alat komunikasi.
“Para tersangka dijerat Pasal 4 UU No. 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan TPPO serta Pasal 81 dan Pasal 86 UU No 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara,“ kata Nurul menutup.
Editor: Amiruddin. MK