Kota Pinang – Upaya mengenalkan satwa liar kepada generasi muda sedini mungkin, khususnya kalangan pelajar, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara melalui Seksi Konservasi Wilayah (SKW) VI pada Bidang KSDA Wilayah III Padangsidimpuan bersama dengan lembaga mitra kerjasama Centre for Orangutan Protection (COP) melaksanakan kegiatan edukasi konservasi di beberapa sekolah di Kota Pinang, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kamis (17/4).
“Kegiatan tersebut dilaksanakan di tiga sekolah, yakni SD Negeri 10, SD Negeri 07, dan SMP Negeri 1 Kota Pinang, dengan tujuan untuk memperkenalkan kepada siswa tentang beragam satwa liar yang dilindungi serta peran Balai Besar KSDA Sumatera Utara maupun COP dalam upaya konservasi, khususnya terhadap satwa liar Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis), yang merupakan satwa endemik (hanya ada di) Sumatera Utara, tepatnya di kawasan Ekosistem Batang Toru di 3 kabupaten, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah. Satwa liar ini juga masuk dalam satwa kunci yang berperan penting dalam ekosistem hutan tropis yang menjadi habitatnya,” Kata Khairil, Polhut Seksi Konservasi Wilayah VI Kota Pinang, Senin 5 Mei 2025.
Khairil menjelaskan, Disamping satwa Orangutan Tapanuli, petugas Seksi Konservasi Wilayah VI Kota Pinang, Khairil, juga memperkenalkan kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Holiday Resort sebagai salah satu habitat konservasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrae). Layaknya Orangutan Tapanuli, Gajah Sumatera juga merupakan satwa kunci, spesies yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Jika satwa kunci ini punah, dapat berdampak signifikan pada ekosistem, seperti perubahan populasi spesies lain, perubahan struktur ekosistem, dan bahkan kepunahan spesies.
“Kedua satwa kunci ini, kondisinya terancam oleh berbagai faktor, seperti : kerusakan habitat, perburuan liar dan perdagangan illegal. Oleh karena itu perlu adanya penyebarluasan informasi, salah satunya melalui pendidikan, agar generasi muda tumbuh kepeduliannya dan kelak setelah beranjak dewasa mau ikut menjaga dan melindungi satwa liar guna terhindar dari kepunahan,” Katanya.
Siswa dari ketiga sekolah tampak antusias dan sangat menikmati kegiatan ini yang dikemas secara menarik dengan model pembelajaran ice breaking, pemaparan materi, diskusi, serta ditutup dengan permainan (games) yang interaktif.
“Peserta mengungkapkan rasa senang dapat mengikutinya, karena mendapatkan pengetahuan baru mengenai satwa yang dilindungi,” Tutupnya.
Editor: Amiruddin. MK