Home / Aceh Barat Daya

Kamis, 18 Desember 2025 - 22:16 WIB

Darurat Kemanusiaan, JASA Himbau Kibarkan Bendera Putih

mm Teuku Nizar

Said Fadhli

Said Fadhli

Aceh Barat Daya — Ketua Dewan Pengurus Wilayah Jaringan Aneuk Syuhada (DPW JASA) Aceh Barat Daya (Abdya), Said Fadhli Barsela, mengimbau seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten setempat untuk mengibarkan bendera putih sebagai bentuk kepedulian kemanusiaan terhadap korban bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Aceh.

Imbauan tersebut disampaikan Said Fadhli pada Kamis, 18 Desember 2025. Ia menegaskan bahwa pengibaran bendera putih merupakan simbol solidaritas kemanusiaan dan respons darurat atas kondisi bencana yang tengah dihadapi masyarakat Aceh.

“Kami dari Dewan Pengurus Wilayah Jaringan Aneuk Syuhada Aceh Barat Daya mengimbau kepada seluruh masyarakat, baik yang berada di pelosok desa maupun di wilayah perkotaan dalam Kabupaten Aceh Barat Daya, untuk mengibarkan bendera putih sebagai bentuk kepedulian kemanusiaan terhadap saudara-saudara kita yang sedang mengalami musibah banjir di Aceh,” kata Said Fadhli Barsela.

Menurut Said Fadhli, banjir yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir telah berdampak signifikan terhadap kehidupan masyarakat, mulai dari kerusakan rumah, lahan pertanian, hingga terhambatnya aktivitas ekonomi dan pendidikan.

Baca Juga :  Tuha Peut PA/KPA Abdya Meluruskan Berita Simpang Siur di Partai Aceh

Kondisi tersebut, kata dia, membutuhkan perhatian dan solidaritas bersama, tidak hanya dari pemerintah daerah, tetapi juga dari masyarakat luas hingga komunitas internasional.

Ia menjelaskan bahwa bendera putih yang dikibarkan masyarakat bukanlah simbol politik, melainkan lambang universal yang diakui secara internasional sebagai tanda darurat, perlindungan, dan keselamatan.

“Pengibaran bendera putih ini didasarkan karena Aceh sedang berada dalam situasi darurat bencana banjir yang terjadi baru-baru ini. Bendera putih juga merupakan simbol Zona Damai, Perlindungan, Negosiasi serta Keselamatan yang dikenal oleh masyarakat dunia internasional, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang secara politik dan hukum internasional adalah legal,” tuturnya.

Said Fadhli yang akrab disapa Abu Yed ini menambahkan, penggunaan simbol bendera putih memiliki dasar hukum internasional yang jelas dan telah lama diakui dalam praktik kemanusiaan global.

“Hal ini sebagaimana diatur dalam The Hague Convention tanggal 18 Oktober 1907, di mana bendera putih diakui sebagai simbol perlindungan dan kemanusiaan dalam situasi darurat,” jelasnya.

Baca Juga :  Romi Syah Putra Yakin Raih Kursi DPR Aceh

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa gerakan pengibaran bendera putih sama sekali tidak berkaitan dengan kepentingan politik tertentu dan tidak bertujuan untuk memecah belah persatuan bangsa. Sebaliknya, langkah ini murni sebagai seruan kemanusiaan agar penderitaan masyarakat Aceh akibat bencana banjir mendapat perhatian yang lebih luas.

“Pengibaran bendera putih ini merupakan bentuk kepedulian kemanusiaan antar sesama anak bangsa. Harapannya, pihak internasional seperti badan-badan PBB, NGO asing, maupun masyarakat internasional dapat tergerak untuk memberikan bantuan kepada masyarakat Aceh yang sedang mengalami musibah banjir,” lanjut Said.

Ia kembali menekankan bahwa aksi tersebut tidak mengandung unsur politik apa pun.

“Kami tegaskan, tidak ada indikasi persoalan politik, tidak ada niat memecah belah bangsa. Ini murni gerakan kemanusiaan demi keselamatan dan pemulihan masyarakat Aceh,” tegasnya.

Berdasarkan pantauan awak media di lapangan, imbauan tersebut mendapat respons luas dari masyarakat. Hingga Kamis siang, bendera putih terlihat telah dikibarkan di hampir seluruh desa dan kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya.

Baca Juga :  Tahun Pertama Pemerintahan Dr. Safaruddin–Zaman Akli, Abdya Terima 25 Ton Bibit Padi dari Pemerintah Pusat

Bendera-bendera tersebut tampak terpasang di depan rumah warga, warung, fasilitas umum, hingga di pinggir jalan utama.

Sejumlah warga yang ditemui menyampaikan bahwa pengibaran bendera putih merupakan bentuk empati dan kepedulian mereka terhadap korban banjir, baik yang berada di Abdya maupun di daerah lain di Aceh.

“Kami ikut merasakan penderitaan saudara-saudara kami yang terdampak banjir. Dengan mengibarkan bendera putih, kami berharap bantuan segera datang dan kondisi Aceh bisa segera pulih,” ujar Yulia seorang warga.

Hingga saat ini, banjir masih menjadi ancaman serius di sejumlah wilayah Aceh akibat tingginya curah hujan.

Berbagai elemen masyarakat, organisasi kemanusiaan, dan relawan terus melakukan upaya penyaluran bantuan serta evakuasi warga terdampak.

DPW JASA Aceh Barat Daya berharap, gerakan pengibaran bendera putih ini dapat menjadi simbol persatuan, kepedulian, dan seruan kemanusiaan yang mampu mengetuk hati semua pihak untuk bersama-sama membantu masyarakat Aceh keluar dari situasi darurat bencana.

Editor: RedaksiReporter: Teuku Nizar

Share :

Baca Juga

Aceh Barat Daya

Empat Kali di Tempat Yang Berbeda, AK Gagahi Anak Dibawah Umur

Aceh Barat Daya

Akui Salah Paham, Kasus Dugaan Pungli Oknum Keuchik Berakhir Damai

Aceh Barat Daya

Hingga Hari Ke-3 Pencarian, Pemerintah Abdya Belum Dirikan Dapur Umum

Aceh Barat Daya

Rakerda Partai Golkar Abdya, Agus Samhadi: Optimis Raih Tiga Kursi

Aceh Barat Daya

Semarak Maulid Nabi, Desa Pulau Kayu Gelar Dakwah Islamiyyah Bersama Tgk Muslim Yusva

Aceh Barat Daya

Bukan OTK, Ternyata Bupati Abdya Perintahkan Blokir Jalan Menuju Kantor Cabdin Pendidikan Aceh

Aceh Barat Daya

Warga Abdya Masih Dihantui Kelangkaan LPG 3 Kg

Aceh Barat Daya

Cabdin dan Kadisdik Aceh Diberi Waktu Satu Pekan Untuk Buat Jalan Sendiri