Aceh Utara – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh melaksanakan Gerakan Aceh Membaca di Kabupaten Aceh Utara sebagai bagian dari upaya meningkatkan minat baca dan budaya literasi masyarakat, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Utara, Dr. A. Murtala, M.Si., dan dihadiri oleh unsur pemerintah daerah, tenaga pendidik, serta pegiat literasi.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Dr. Syaridin, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa Gerakan Aceh Membaca merupakan inisiatif Pemerintah Aceh untuk menumbuhkan budaya membaca sebagai modal utama dalam membangun masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, dan kreatif.
“Gerakan ini menjadi perhatian penting bagi kita semua karena minat baca masyarakat masih tergolong rendah. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membudayakan membaca dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Syaridin.
Berdasarkan data tahun 2024, tingkat kegemaran membaca masyarakat Aceh menempati peringkat ke-18 nasionaldengan skor 69,93 poin, di bawah Provinsi Riau yang mencatatkan 70,26 poin. Sementara rata-rata nasional mencapai 72,44 poin, melampaui target nasional sebesar 71,3 poin.
Meski masih tergolong sedang, capaian tersebut menunjukkan adanya peningkatan signifikan serta keberhasilan kolaborasi antarinstansi dalam memperluas akses literasi di masyarakat.
Lebih lanjut, Syaridin menjelaskan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh terus berupaya menghadirkan fasilitas baca yang modern dan nyaman. Gedung Perpustakaan Aceh kini telah bertransformasi menjadi ruang publik edukatif dengan empat lantai yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti ruang baca anak, ruang remaja, layanan disabilitas, ruang multimedia, hingga theater library untuk pemutaran film dokumenter.
“Fokus kami adalah menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang trendi, ramah, dan menarik agar masyarakat semakin gemar membaca,” tambahnya.
Selain itu, Pemerintah Aceh juga telah meluncurkan inovasi baru melalui pendirian ‘Mall Baca’, yaitu pusat literasi modern yang dirancang sebagai ikon daerah sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap bahan bacaan.
Kegiatan Gerakan Aceh Membaca tahun 2025 telah digelar di beberapa kabupaten/kota, antara lain Bener Meriah, Langsa, Aceh Selatan, dan Aceh Utara, dengan peserta yang terdiri dari siswa, mahasiswa, pegiat literasi, dan masyarakat umum.
Syaridin berharap gerakan ini dapat memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di Aceh.
“Semoga Gerakan Aceh Membaca menjadi langkah bersama dalam menciptakan masyarakat Aceh yang literat, cerdas, dan berdaya saing,” pungkasnya. (ADV)
Editor: Amiruddin. MKReporter: Redaksi










