Home / Daerah / Peristiwa

Senin, 14 Juli 2025 - 13:19 WIB

Ditjen PSDKP Didesak Tindak Pengunaan Pukat Harimau di Aceh Timur dan Langsa

Farid Ismullah

Terlihat 1 boat katrol diduga menggunakan pukat harimau sedang beraktivitas di jarak sekitar 3 km dari pantai kawasan Ujung Perleng, direkam oleh nelayan pada Sabtu (12/7/2025). (Foto : Ist).

Terlihat 1 boat katrol diduga menggunakan pukat harimau sedang beraktivitas di jarak sekitar 3 km dari pantai kawasan Ujung Perleng, direkam oleh nelayan pada Sabtu (12/7/2025). (Foto : Ist).

Aceh Timur – Ketua Yayasan Konservasi Alam Timur Aceh, Zamzami Ali mendesak Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk segera mengambil langkah tegas terkait maraknya penggunaan pukat trawl di perairan Selat Malaka, khususnya di wilayah Aceh Timur dan Kota Langsa.

Baca Juga :  Rapat Paripurna Di DPRK Pendapatan Aceh Timur Raih Rp 1,9 Triliun

Menurut nelayan setempat, belasan kapal penangkap ikan yang menggunakan jaring trawl baru-baru ini terpantau beroperasi di kawasan tersebut. Ia menyebut praktik ini telah menimbulkan keresahan luas di kalangan masyarakat pesisir karena berpotensi merusak kelestarian sumber daya laut.

“Penggunaan trawl secara terang-terangan merupakan praktik illegal fishing yang tidak hanya mengancam keberlanjutan stok ikan, tetapi juga menghancurkan habitat dasar laut. Kami meminta pemerintah melalui Ditjen PSDKP segera melakukan penindakan konkret,” Kata Zamzami, Senin 14 Juli 2025.

Baca Juga :  Novi : bermanfaat sekali, Karna kekayaan intelektual sangat dekat dalam kehidupan

Diketahui, Pukat harimau merupakan alat tangkap berupa jaring yang ditarik di belakang kapal. Metode ini menyapu bersih seluruh biota laut di dasar dan dekat dasar perairan, tanpa pandang bulu.

Baca Juga :  Muzakir Manaf menunaikan Ibadah Haji, Sekaligus Peringatan Haul Wali Nanggroe Aceh Tgk Hasan Tiro ke-14 di Aceh Timur

Penggunaan Pukat Harimau melanggar UU No 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU No 31 tahun 2004 tentang Perikanan.

Serta penggunaan pukat harimau tersebut telah dilarang dalam qanun (peraturan daerah) Aceh Nomor 7 Tahun 2010.

Editor: Amiruddin. MK

Share :

Baca Juga

Advetorial

Transaksi Periwisata di Aceh Travel Mart Capai Rp 2,3 Miliar

Internasional

Meninggal di Kamboja akibat Overdosis, Kemlu dan KBRI Urus Penanganan Jenazah WNI

Daerah

Kecamatan Muara Tiga Daftarkan 27 Peserta MTQ

Daerah

Jamaah Haji Aceh Kloter Pertama Tiba dengan Selamat

Daerah

Kemenkum Aceh hadirkan Layanan mudah dan cepat di Hari Pengayoman ke-80, Berikut Rinciannya

Hukrim

Presiden Prabowo Respons Kasus Meninggalnya Diplomat Kemlu

Daerah

Disdik Aceh Wajibkan Sekolah Gunakan Internet Banking Corporate untuk Dana BOS Mulai 2026

Daerah

Pemerintah Aceh Berikan Hadiah Umrah untuk GTK Berprestasi 2024