Sabang – Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, mendampingi Chief Executive Officer (CEO) Blackstone Malaysia, Datin Seri Vie Shantie Khan, dalam kunjungan kerja ke Kota Sabang, Rabu (5/11/2025).
Kunjungan tersebut merupakan bagian dari penjajakan kerja sama investasi antara Pemerintah Aceh dan pihak investor Malaysia untuk pembangunan Hub Bunkering Internasional di wilayah Sabang.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) Iskandar Zulkarnaen, Wakil Wali Kota dan Sekda Sabang, Ketua Dewan Kawasan Sabang, serta sejumlah anggota DPR Aceh, di antaranya Salmawati dan Nazaruddin. Hadir pula Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar Arafat.
Gubernur yang akrab disapa Mualem itu mengatakan, Sabang memiliki potensi strategis untuk dikembangkan sebagai pusat logistik dunia.
Menurutnya, posisi geografis Sabang yang berada di jalur utama pelayaran internasional merupakan keunggulan kompetitif yang jarang dimiliki daerah lain.
“Kita minta fokus pada pembangunan bunkering di Sabang. Berdasarkan data laluan kapal, kawasan ini dilintasi lebih dari 90 ribu kapal setiap tahun. Ini peluang besar untuk menjadikan Sabang sebagai pusat singgah kapal internasional,” ujar Mualem.
Sementara itu, CEO Blackstone Malaysia, Datin Seri Vie Shantie Khan, menyampaikan bahwa hasil kajian awal timnya menunjukkan Sabang memiliki daya tarik investasi yang kuat.
Pelabuhan di Sabang dinilai sangat cocok untuk pengembangan industri bunkering dan shipyard internasional.
“Pelabuhan CT-1 BPKS dengan panjang 430 meter dan draft 25 meter sangat ideal untuk sandar kapal besar. Selain itu, area Teluk Sabang yang relatif terlindung memungkinkan dibangun industrial yard dan fasilitas docking,” jelas Datin Seri.
Ia menambahkan, Sabang terletak di jalur pelayaran strategis dunia dengan sekitar 92–105 ribu kapal melintas setiap tahunnya. Namun, hingga kini belum ada pelabuhan di kawasan tersebut yang menjadi titik singgah utama kapal internasional. Menurutnya, peluang ini harus dimanfaatkan oleh Aceh.
“Bayangkan potensi ekonominya. Jika 1,5 juta ton saja dari total 50 juta ton lebih transaksi bunkering di Selat Malaka bisa dialihkan ke Sabang, itu sudah menjadi titik awal pertumbuhan ekonomi baru bagi Aceh,” katanya.
Selain pembangunan fasilitas bunkering, pihaknya juga berencana menyiapkan ship-to-ship transfer serta kawasan layanan logistik untuk industri minyak dan gas (oil and gas).
Pemerintah melalui BPKS telah menyatakan dukungan penuh dengan menyiapkan lahan di kawasan Balohan, Sabang.
Kepala BPKS, Iskandar Zulkarnaen, menambahkan bahwa kawasan Free Trade Zone (FTZ) Sabang menawarkan berbagai kemudahan investasi seperti bebas bea masuk, bebas PPN, serta kemudahan perizinan bagi investor asing.
“Sabang memiliki pelabuhan laut dalam, 11 jetty, satu bandara, serta potensi energi panas bumi (geothermal) sebesar 82 megawatt di Jaboi. Kombinasi ini menjadikan Sabang lokasi investasi yang unik dan kompetitif di kawasan regional,” ujar Iskandar.
Selain itu, Sabang juga memiliki peran penting dalam sektor pertahanan, perikanan, dan pariwisata. Kawasan ini telah dirancang dengan fasilitas pelabuhan multifungsi, termasuk layanan bunkering, pergantian awak kapal, dan offshore base operation.
“Sabang adalah pintu masuk kapal dari Samudra Hindia ke Asia. Dengan strategi yang tepat, kita bisa menciptakan ekosistem pelabuhan yang kuat dan menjadi pusat kegiatan maritim internasional,” pungkas Iskandar.
Usai pertemuan, rombongan juga meninjau Gudang Beku Terintegrasi (cold storage) milik Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ie Meulee, Sabang, yang dinilai berperan penting dalam rantai pasok perikanan dan potensi ekspor hasil laut ke pasar regional.
Editor: RedaksiReporter: Redaksi
















