Banda Aceh – Pemerintah China mengirimkan tim Search and Rescue (SAR) ke Aceh untuk membantu upaya pencarian korban serta pemetaan wilayah terdampak banjir bandang dan longsor, Jumat(5/12/).
Menanggapi hal tersebut, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Aceh (Kakanwil Ditjenim Aceh) Tato Juliadin Hidayawan mengatakan kedatangan lima warga negara Cina yang tergabung dalam tim rescue Blue Sky sesuai prosedur keimigrasian. Mereka datang untuk membantu pencarian korban tertimbun lumpur di sejumlah wilayah terdampak banjir Aceh.
“Mereka datang tanggal 4 Desember kemarin. Ada lima orang WNA Cina yang tergabung dalam tim rescue Blue Sky, tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda menggunakan maskapai AirAsia,” kata Tato kepada Kepada Kantor Berita NOA.co.id, Minggu, 7 Desember 2025.
Dia menjelaskan, relawan tersebut masuk ke Indonesia menggunakan visa kunjungan saat kedatangan (VKSK).
“Kedatangan mereka juga atas undangan pihak pemerintah Aceh sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan untuk pencarian korban di Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tengah,” Terangnya.
Diketahui, Tim tersebut membawa peralatan khusus untuk mendeteksi keberadaan jenazah yang masih tertimbun lumpur. Menurut Tato, setibanya di Aceh, tim tersebut disambut staf khusus Gubernur Aceh di ruang VIP Bandara SIM.
“Untuk mekanisme pengawasan, sejak mereka tiba sudah kita monitor. Petugas imigrasi di bandara langsung melaporkan, dan selanjutnya pengawasan dilakukan oleh bidang pengawasan dan penindakan keimigrasian Kanwil Aceh,” Ujarnya.
Tato menegaskan, bahwa seluruh aktivitas WNA yang melakukan kegiatan kemanusiaan terhadap bencana banjir dan longsor di Aceh ini tetap berada dalam pemantauan Imigrasi.
“Apalagi mereka datang untuk membantu. Kita tetap mengawasi, tapi juga memberi prioritas karena ini bantuan bagi masyarakat,” Tegasnya.
Terkait durasi izin tinggal, Tato menyebut VKSK memberikan masa tinggal selama 30 hari dan dapat diperpanjang 30 hari lagi.
“Tim rescue tersebut diperbolehkan bergerak ke berbagai lokasi di Aceh sesuai kebutuhan operasi kemanusiaan, selama berada dalam koordinasi pemerintah daerah,” Katanya.
Untuk peralatan khusus yang mereka bawa, Tato menyampaikan, bahwa proses perizinan berada di kewenangan Bea Cukai. “Kalau soal alat, itu urusan Bea Cukai. Kami hanya mengurus orangnya saja,” ujar Tato.
Kehadiran tim tersebut merupakan bagian dari kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam percepatan penanganan darurat.
Juru Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA), Bang Jack Libya, menyampaikan apresiasi atas bantuan internasional ini.
Ia menegaskan bahwa KPA mendukung penuh setiap upaya untuk meringankan beban masyarakat Aceh.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada tim SAR dari China. Aceh selalu terbuka dan menyambut baik bantuan dari negara mana pun yang ingin membantu rakyat kami,” ujar Bang Jack.
Ia menambahkan, KPA siap memberikan dukungan di lapangan, termasuk membantu proses koordinasi agar operasi pencarian dan evakuasi dapat berjalan cepat dan aman.
Bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Aceh dalam sepekan terakhir menyebabkan puluhan ribu warga terdampak, memutus akses jalan, merusak rumah serta menimbulkan korban jiwa.
Editor: Amiruddin. MK










