Jakarta – Kapal Barito Mas resmi diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, pada Sabtu, 20 Desember 2025 untuk mengangkut bantuan material penting bagi pemulihan pascabencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Dilansir dari harian.disway.id, Kapal tersebut memuat berbagai kebutuhan infrastruktur dan logistik darurat, antara lain material konstruksi jembatan, 2 unit truk tangki LPG, serta 4 unit instalasi pengolahan air.
Selain peralatan berat tersebut, Kapal Barito Mas juga mengangkut 3 unit mobil boks instalasi pengolahan air. Muatan kapal ini merupakan hasil kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk bantuan dari PT Temas Tbk, DPP INSA, masyarakat Lhokseumawe di Jakarta, serta Komunitas Petualang Nusantara.
Pengiriman ini dilakukan di tengah persiapan arus Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), di mana Pelabuhan Tanjung Priok tetap memprioritaskan jalur distribusi bantuan kemanusiaan.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, yang melepas langsung keberangkatan kapal, menyampaikan bahwa bantuan ini adalah wujud kehadiran negara. “Bantuan ini bukan sekadar barang, tetapi wujud kepedulian dan kehadiran negara untuk masyarakat Aceh. Kami ingin memastikan saudara-saudara kita yang terdampak bencana merasakan bahwa mereka tidak sendiri,” ujar Menhub Dudy.
Menhub juga menekankan pentingnya semangat gotong royong dalam pengiriman logistik ini. “Ini adalah bukti bahwa ketika kita bersatu, kita bisa bergerak lebih cepat dan lebih kuat untuk membantu sesama,” katanya. Dia menambahkan bahwa pelabuhan tetap siap melayani mobilitas Nataru sekaligus sigap menjadi jalur strategis bantuan.
Saat ini wilayah Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang terdampak bencana telah mulai memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon). Meski demikian, upaya-upaya tanggap darurat masih terus berjalan. Antara lain evakuasi dan pencarian warga yang masih hilang, pembukaan akses yang tertutup longsor, perbaikan darurat untuk jembatan-jembatan yang putus, serta distribusi logistik.
Beberapa hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) juga mulai dibangun di beberapa wilayah. Per Sabtu, 20 Desember 2025, BNPB menyatakan korban tewas akibat bencana banjir sumatera telah mencapai 1090 orang.
Editor: Amiruddin. MK










