Home / Internasional / Peristiwa

Kamis, 12 Juni 2025 - 16:02 WIB

Mimpi karier sebagai chef Menjadi Maut di Kamboja

Farid Ismullah

Pemakaman. (Foto : Ilustrasi)

Pemakaman. (Foto : Ilustrasi)

Banda Aceh – Soleh Darmawan, Seorang pemuda berusia 24 tahun lulusan D3 Tata Boga, mengimpikan karier sebagai chef di luar negeri untuk membantu ekonomi keluarga. Namun, impian itu berakhir tragis.

Pada 18 Februari 2025, Soleh berangkat ke Thailand untuk bekerja di sebuah restoran hotel. Sebulan kemudian, keluarganya menerima kabar duka—Soleh telah meninggal dunia, bukan di Thailand, melainkan di Poipet, Kamboja.

Mimpi Menjadi Maut

Kisah ini bermula pada Desember 2024, saat Soleh menemukan lowongan kerja di luar negeri. Ia tergiur oleh tawaran gaji tiga kali lipat dari penghasilannya di restoran tempatnya bekerja di Jakarta. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dan mengikuti ajakan dua temannya—-Selly, tetangga dekatnya, dan Ade, teman Selly.

Diana, Ibu Soleh mengatakan bahwa anaknya diajak oleh Selly dan Ade bekerja di Thailand. Namun, Soleh berangkat lebih dulu, sedangkan Selly dan Ade mengaku akan menyusul.

“Soalnya si Selly sama Ade sempat ngomong Soleh mau kerja ke thailand teh nyusul pacar Ade, si Rey disana, gitu. Entar juga Ade sama Selly nyusul, cuman Soleh duluan yang berangkat, gitu.” ujar Diana.

Baca Juga :  Ambisi iklim Indonesia melaju dengan peluncuran inisiatif konservasi dan keberlanjutan hutan serta lahan gambut

Soleh tiba di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Thailand, pada malam 18 Februari 2025. Ia sempat mengirim voice note dan foto kamar hotel kepada temannya, Hanifah. Namun, komunikasi mendadak terputus.

Soleh selalu membalas chat di malam hari, sekitar jam 11 malam sampai jam 1 dini hari. Hanifah mengatakan bahwa Soleh tidak pernah membalas chat di pagi hari.

“Dia tanggal 18 tuh nyampe jam 10an malem. Berangkatnya jam 1, nyampe thailand bilangnya. Saya bilang pap mukanya cuman yang sekali liat aja. Nah itu saya dikirimin foto kamar hotelnya terus vn masih bisa. Saya voice note dia balas vn juga. Udah abis itu gak bisa lagi. Kesono sononya tuh nggak pernah voice note. Terus dia balas chat saya di jam 1 malem, jam 11 sampe jam 1. Paginya enggak. Bilangnya tetap kerja di restoran”, ujar Hanifah.

Perjalanan Menuju Perangkap

Merujuk pada pasport Soleh, ia memang terbang ke Thailand dan mendarat di Bandara Internasional Suvarnabhumi. Namun, pada hari yang sama ia keluar dari Thailand melalui perbatasan Aranyaprathet dan masuk ke Poipet, Kamboja.

Baca Juga :  Bareskrim Polri Bongkar Jaringan Internasional TPPO di Bahrain

Soleh diduga bekerja di Poipet setidaknya selama dua minggu. Selama itu pula, keluarga dan teman-temannya sulit menghubunginya.

Perilaku Soleh juga berubah drastis, dari yang tadinya ceria menjadi pendiam dan terlihat seperti orang ketakutan.

“Anaknya ceria banget. Pas disana pendiem, kayak ketakutan anak saya mukanya”, kata Diana.

Dari Panggilan Video ke Peti Mati: Kematian Tragis Soleh di Negeri Seberang

Pada 2 Maret 2025, keluarga menerima panggilan video dari seseorang yang mengaku rekan kerja Soleh. Dalam video itu, Soleh tampak duduk lemas, tidak merespons ketika dipanggil. Keesokan harinya, Soleh dinyatakan meninggal dunia.

Dalam dokumen kematian Soleh, tertulis bahwa penyebab kematiannya adalah “bleeding in the digestive system” (pendarahan saluran pencernaan). Ia sempat dibawa dengan becak motor ke Poipet Referral Hospital, namun dinyatakan meninggal di perjalanan.

Jenazah Soleh tidak langsung dipulangkan. Perusahaan tempatnya bekerja terkesan menunda-nunda proses kepulangan. Setelah seminggu, jenazah Soleh akhirnya tiba di Indonesia pada 15 Maret 2025.

Proses pemulangan diduga ditanggung oleh perusahaan dengan nomor rekening yang disamarkan.

Baca Juga :  Jumlah warga Indonesia yang berangkat kerja secara ilegal ke Kamboja, Myanmar, dan Laos meningkat signifikan

Tuntutan Keadilan dari Keluarga

Keluarga yang curiga atas kematian Soleh memutuskan untuk mengekshumasi jenazahnya. Mereka juga melaporkan Selly dan Ade ke Polda Metro Jaya atas dugaan keterlibatan dalam pengiriman Soleh ke Kamboja yang melanggar Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

“Dugaannya adalah yang pertama keterkaitan dengan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, dan berikutnya adalah Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.” ujar Johny Alfaris Tamaela, Pengacara Keluarga Soleh Darmawan.

Paman Soleh, Atenk Syahrudin, meminta agar kasus ini diusut tuntas. Ia juga meminta agar pemerintah menindak tegas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) agar tidak ada korban lain yang bernasib seperti Soleh.

Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyatakan komitmennya untuk memburu para pelaku yang terlibat dalam jaringan yang menjebak Soleh.

“Intinya bahwa kami Kementerian tentu bersama dengan Kemenlu akan memberi pendampingan, bantuan, yang dibutuhkan untuk memperjelas masalah kasus Soleh Darmawan ini.” ujar Menteri P2MI Abdul Kadir Karding.

Editor: Amiruddin. MKSumber: https://narasi.tv

Share :

Baca Juga

Hukrim

Putusan PN Batam Soal Kapal MT Arman 114, Integritas Hakim jadi sorotan Publik

Hukrim

KBRI Phnom Penh dan Polri Perkuat Sinergi Lindungi WNI di Kamboja

Peristiwa

TNI Bantu Polisi Kejar dan Ungkap Kasus Pengeroyokan

Internasional

Fashion Diplomacy Usung Isu Keberlanjutan Produk Fashion Indonesia  
rumah-warga-di-aceh-tengah-terbakar

Peristiwa

Satu Unit Rumah Warga di Aceh Tengah Ludes Terbakar

Daerah

Kolaborasi Petugas Lapas, WBP dan TNI-Polri Memperbaiki Fasilitas Rusak di Lapas Kutacane

Aceh Timur

Rumah Warga Ini Ambruk Akibat Abrasi Pantai, PJ Bupati Aceh Timur Berikan Bantuan

Internasional

Serangan AS ke Iran, Menko Polkam : Presiden Prabowo Prioritaskan Perlindungan WNI