Simeulue – Misteri dana “BLUD” di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simeulue hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar. Meski sempat menjadi bahan pembahasan dalam Rapat Kerja Tahunan DPRK Simeulue beberapa bulan lalu.
Polemik soal dugaan penyalahgunaan anggaran serta aliran dana itu kini justru seakan menghilang, sunyi di antara riuh aktivitas pemerintahan.
Dalam rapat tersebut, sejumlah anggota dewan sempat menyinggung adanya dugaan ketidakjelasan penggunaan dana rumah sakit, yang oleh masyarakat setempat diibaratkan licin dan sulit ditangkap, layaknya belut di kolam surut.
Namun, alih-alih mendapatkan kejelasan, isu itu kini perlahan meredup tanpa ada penyelesaian yang berarti, seharusnya tindak lanjut yang transparan, karena ini menyangkut kepercayaan publik.
Warga pun mulai mempertanyakan keseriusan pemerintah daerah dalam menuntaskan persoalan. Bagi banyak orang di Simeulue, rumah sakit bukan sekadar fasilitas, melainkan garis depan pelayanan kesehatan yang mestinya bersih dari praktik-praktik mencurigakan.
Sebagaimana diketahui, kemelut terkait dugaan penyalahgunaan dana BLUD RSUD Simeulue terjadi pada masa kepemimpinan mantan Pj. Bupati Simeulue, Reza Fahlevi, dengan Plt. Direktur RSUD dijabat oleh Adrianto.
Sejak saat itu, dalam hitungan beberapa bulan, terjadi dua kali pergantian Plt. Direktur RSUD dari pejabat direktur definitif sebelumnya, dr. Effie Masyitha Siregar, dengan alasan untuk mempercepat proses administrasi pemeriksaan.
Kini, publik bertanya, sampai kapan misteri dana “BLUD” ini terus mengendap tanpa kejelasan? Di tanah kecil yang dikepung ombak Samudra Hindia kepercayaan publik adalah harta yang jauh lebih rapuh ketimbang yang disangka.
Editor: Amiruddin MK