Bangkok – Angkatan Laut Thailand mengerahkan empat kapal pada hari Sabtu di dekat perbatasannya untuk mendukung pasukan darat saat konflik Thailand-Kamboja memasuki hari ketiga. Konflik kedua negara diprediksi belum akan mereda dalam waktu dekat.
Melansir situs web berita Khaosod English, Angkatan Laut Kerajaan Thailand melancarkan operasi “Trat Pikhat Pairee 1” (Serangan Trat 1) terhadap pasukan Kamboja di tiga titik di sepanjang perbatasan, setelah tentara Kamboja dilaporkan memperluas posisinya, lapor harian The Nation di Thailand.
Sekretariat Negara Kamboja untuk Penerbangan Sipil, Sin Chansereyvutha, mengatakan pesawat dapat terbang di atas zona konflik jika berada di atas 11 kilometer (6,8 mil), menurut harian Khmer Times.
Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat mengadakan pertemuan darurat tertutup di New York mengenai konflik tersebut, yang dihadiri oleh perwakilan dari Kamboja dan Thailand.
“Kami meminta gencatan senjata segera tanpa syarat dan kami juga menyerukan solusi damai untuk perselisihan ini,” ujar Duta Besar Kamboja untuk PBB, Chhea Keo, setelah pertemuan tersebut. Ia menambahkan bahwa Dewan Keamanan “meminta kedua belah pihak untuk menahan diri secara maksimal dan menggunakan jalur diplomasi.
Thailand sebelumnya telah mengirimkan surat kepada Dewan Keamanan yang menyalahkan Kamboja atas konflik tersebut.
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mendesak penghentian segera permusuhan dan dimulainya kembali dialog dengan itikad baik,” demikian isi surat tersebut, menurut Thai PBS, yang juga menyatakan kesediaan Bangkok “untuk terlibat melalui mekanisme bilateral yang telah mapan” guna menyelesaikan “perbedaan yang masih ada.”
Secara terpisah, militer Thailand pada hari Sabtu juga menyalahkan Kamboja atas laporan media tentang peluru nyasar dan granat yang mendarat di Laos di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Kamboja telah melaporkan 13 korban jiwa, termasuk lima tentara, dalam pertempuran yang dimulai pada hari Kamis, sementara Thailand melaporkan 19 korban jiwa, termasuk enam tentara.
Ribuan orang dari kedua sisi perbatasan telah dievakuasi
Thailand mengerahkan jet tempur, sementara Kamboja meluncurkan roket dalam pertempuran tersebut, dengan kedua negara saling menuduh sebagai pihak yang memulai baku tembak.
Negara-negara tetangga di Asia Tenggara ini memiliki sengketa perbatasan di sepanjang Provinsi Preah Vihear di Kamboja dan Provinsi Ubon Ratchathani di timur laut Thailand, dengan ketegangan yang kembali meningkat sejak 28 Mei ketika seorang tentara Kamboja tewas.
Pada hari Jumat, Komando Pertahanan Perbatasan Chanthaburi-Trat mengumumkan darurat militer di delapan distrik di kedua provinsi, efektif segera, untuk melindungi negara dari ancaman eksternal. Pasukan Kamboja dilaporkan telah menggunakan kekuatan dan senjata untuk menyerang wilayah Thailand di sepanjang perbatasan.
Darurat militer berlaku di distrik-distrik berikut:
1. Provinsi Chanthaburi: Mueang Chanthaburi, Tha Mai, Makham, Laem Sing, Kaeng Hang Maew, Na Yai Am, dan Khao Khitchakut.
2. Provinsi Trat: Khao Saming.
Selain itu, Komando Pertahanan Perbatasan Chanthaburi-Trat mengeluarkan pemberitahuan penutupan semua titik penyeberangan perbatasan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja, baik melalui darat maupun laut, sebagai bagian dari peningkatan langkah-langkah keamanan untuk menjaga kedaulatan.
Pembatasan berikut kini berlaku:
Tidak ada kendaraan yang diizinkan melintasi perbatasan dari arah mana pun. Pergerakan orang, termasuk untuk perdagangan dan pariwisata, dilarang. Semua lalu lintas maritim di perairan Thailand di bawah tanggung jawab Komando Pertahanan Perbatasan Chanthaburi-Trat juga dihentikan.
Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk memperkuat keamanan perbatasan dan menjaga integritas teritorial Thailand.
Editor: Amiruddin. MK